Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

WFH Ditingkatkan Statusnya Jadi WFA, Mungkinkah?

26 Maret 2020   13:49 Diperbarui: 26 Maret 2020   15:07 4298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila Hal Ini Terwujud, Maka Karyawan Adalah Orang yang Paling Berbahagia 

Biasanya bagi karyawan baik yang PNS maupun bukan, kalau dapat libur sehari saja, senangnya luar biasa. Bahkan kalau hari raya jatuh pada hari Minggu, maka dialihkan ke hari Senin. Berarti ada dua hari libur. Senangnya bukan main. Tak ubahnya bagaikan anak sekolah dikasih libur sehari. Tapi anehnya, sejak diberlakukannya Work From Home atau Learning From Home di berbagai kota, mendadak karyawan dan anak-anak sekolah berubah jadi sosok yang sangat rajin. Sampai nanya-nanya, kapan nih masuk kerjanya? Tapi jangan kuatir, kemungkinan WFH akan dapat ditingkatkan statusnya menjadi WFA.(Work From Anywhere)

Gagasan Mengubah Status WFH Menjadi WFA

Sebuah jajak pendapat di Amerika Serikat, melaporkan bahwa 43% orang Amerika yang dipekerjakan telah menghabiskan setidaknya beberapa waktu untuk bekerja dari jarak jauh. Bahkan ketika bekerja dari rumah (WFH) menjadi relatif lumrah, maka terlahirlah ide bentuk baru, yakni bekerja dari mana saja WFA, Work From Anywhere.

Di mana karyawan dapat tinggal dan bekerja di tempat yang mereka pilih, di mana saja di dunia dengan koneksi internet yang andal. Sementara banyak perusahaan baru mulai mempertimbangkan untuk mengizinkan karyawan untuk bekerja dari mana saja, program WFA yang dikembangkan dapat ditemukan di perusahaan seperti Akamai dan SAP.

Dengan kebijakan Work From Anywhere ini, pengusaha menambah nilai lebih kepada karyawan dengan memberikan fleksibilitas geografis. Sehingga karyawan dapat memilih lokasi kerja, di mana biaya hidup lebih rendah atau memilih lokasi kerja di mana ia dapat  menjemput anak-anak dari sekolah atau menghabiskan waktu makan siang  bersama keluarga (sumber:harvard bussines.review).

iritnow-5e7c6135d541df2c9b123af3.jpg
iritnow-5e7c6135d541df2c9b123af3.jpg
ket.foto: agar dapat mengaplikasikan Work From Anywhere,hanya dibutuhkan alat ini/https://iritnow.com/modem-wifi-router-andromax-smartfren-m5-70gb-gold.html

Bukan "Barang Baru"

Sesungguhnya WFA atau Work From Anywhere ini bukanlah suatu ide baru karena sejak dulu sudah dipraktikan walaupun hanya sebatas kerja sama dalam kelompok kerja. Misalnya, salah satu mitra bisnis saya pada waktu itu adalah Mr. Ramesh yang domisili di Singapore. Ikatan kerja kami memang bukan merupakan ikatan kerja antara Majikan dan Karyawan, melainkan dalam bentuk kerja sama bisnis. Suatu waktu, Mr.Ramesh pamitan mau pulang kampung ke India untuk selama 2 bulan, menjenguk kedua orang tuanya. Saya kaget karena sesungguhnya kami masih terikat kontrak kerja sama dalam mengekspor gambir dan pinang. Ketika saya kemukakan hal ini kepadanya, Mr. Ramesh malah ketawa ngakak, katanya "Mr.Effendi, I can Work from anywhere! So don't worry about that." 

Ternyata benar, walaupun Mr.Ramesh berada di kampung halamannya di India selama dua bulan, kontrak kerja tetap berlangsung mulus, berdasarkan hubungan via Telex (pada waktu itu belum ada internet) dan telepon. Ia bekerja untuk saya dengan membantu memasarkan komoditas Gambir dan Pinang. Dan sebagai "gajinya" Mr.Ramesh mendapatkan komisi dari saya sebesar 2,5 persen. Persentase kecil, tapi dari jumlah sekian ton, maka nilai nominal yang diterimanya lumayan besar. 

Jadi bentuk dari rencana WFA yang ada di era digital ini, sesungguhnya hanyalan transformasi dari WFA gaya lama. Bedanya dulu antara saya dan Mr.Ramesh, kontak via Telex dan telepon, kini bisa jauh lebih muda dan efektif dengan adanya internet. Hanya tinggal menyesuaikan bidang pekerjaan yang digeluti, agar bisa dikondisikan agar Work From Anywhere ini dapat terwujud. Bila hal ini terwujud,maka masalah kemacetan di kota besar ,secara otomatis akan teratasi,karena para pekerja kantoran,tidak harus lagi menggunakan kendaraan untuk ke kantor dan pulang kantor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun