Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kejar Jabatan atau Ciptakan Jabatan, Mana Lebih Baik?

19 Januari 2020   15:00 Diperbarui: 19 Januari 2020   16:09 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: piqsels.com

Ketika Tiada Ruang Untuk Naik Jabatan

Belakangan ini,berbagai berita tentang OTT ,telah menjadi Headline di berbagai media ,baik media cetak,maupun elektronik. Bagaimana praktik jual beli jabatan ,bahkan ada tarif tak tertulis untuk setiap jabatan. Tapi tidak setiap orang mendapatkan peluang untuk dapat ikut berpacu dalam menggapai jabatan yang menggiurkan,baik dengan jalan lurus,maupun dengan cara jalan lewat pintu belakang. Dan salah seorang yang kurang beruntung itu,termasuk diri saya sendiri.

Sebagai seorang guru ,yang pernah mengajar di SD dan di SMP Pius di kota Padang,sejujurnya saya sama sekali tidak pernah terpikirkan untuk bisa naik jabatan .Celah untuk itu,sama sekali tak tampak.Karena merupakan sekolah swasta ,yang berada dalam naungan Yayasan Prayoga .Maka setelah bertahun tahun hidup dengan mengandalkan gaji sebagai guru.

Untuk dapat bertahan hidup,kentara benar bahwa bila tetap dilanjutkan,maka saya hanya akan mengantarkan keluarga saya menghadapi masa depan yang suram.Karena gaji guru pada waktu itu,berkisar sekitar 16 ribu rupiah,plus tunjangan in natura dalam bentuk beras ,sebanyak 9 kg.untuk hidup satu bulan.Akhirnya saya memutuskan untuk membuka lapangan kerja sendiri.Walaupun memahami,bahwa langkah yang saya tempuh,mengandung dua hal,yakni harapan dan resiko mengalami kegagalan. Tapi ada kalanya kita harus berani mengambil resiko.Kalau tidak berani,maka seumur hidup ,impian untuk mengubah nasib ,akan tetap merupakan impian tak berujung.

Butuh 7 Tahun Menempuh UJian Hidup 

Butuh waktu selama tujuh tahun,bagi saya untuk menempuh ujian hidup,guna menggapai cita cita,menjadi pengusaha mandiri. Bersyukur saya lulus ujian hidup dan menjadi pengusaha. Sebagai pemilik dari perusahaan,maka saya berhak secara penuh ,mengangkat diri sendiri sebagai Direktur dan istri saya sebagai Komisaris ,merangkap bidang keuangan.Tidak ada yang dapat mengatakan kami melakukan  nepotisme,karena sama sekali tidak terkait dengan keuangan negara

Sementara itu,teman teman semasa sekolah,yang memilih menjadi PNS ,sudah banyak yang naik pangkat dan menduduki jabatan cukup bergengsi seperti Kepala Bidang di kantornya,bahkan ada juga yang menjadi Kepala Kantor. Kalau saya butuh tujuh tahun,untuk menggapai impian saya menjadi pengusaha,saya yakin ,bagi teman teman saya juga ,butuh perjalanan panjang ,sehingga tiba pada kondisi sebagai pimpinan di salah satu kantor Pemerintah.

Nah,bagi generasi di era digital ini,mana yang lebih baik? Ikut ramai ramai berburu jabatan ataukah kerja keras membangun usaha sendiri ,sehingga kelak dapat mengangkat diri sendiri sebagai Pimpinan? Tentu saja ,setiap orang punya jawaban masing masing. Tidak setiap orang mendapatkan kesempatan untuk ikut berpacu dalam merebut jabatan bergengsi.Bila diri kita termasuk salah satu diantaranya,jalan mana yang akan ditempuh?Hidup adalah sebuah kesempatan dan setiap orang mendapatkan kesempatan untuk memilih jalan hidup yang terbaik bagi dirinya.

Apapun Pilihannya ,Lakukanlah Dengan Jujur

Meniru bunyi iklan:"Apapun makanannya ,yang penting minumannya adalah teh hangat" ,maka dalam hal ini ,kalau boleh meniru."Apapun pilihan kita,yang penting,kerja keras  dan cermat,untuk meraih semuanya dengan jalan jujur ! Menurut orang pintar :"Tidak satu jalan menuju ke Neraka,tapi satu satunya jalan menuju ke Surga adalah jujur"

Setiap orang ,adalah Nahkoda  bagi hidupnya sendiri. Terserah mau dibawa kemana bahtera kehidupan kita? Jangan lupa,terkadang kesempatan hanya datang sekali saja dalam hidup dan kita dihadapkan pada pilihan:"Take it or Leave it!"

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun