Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mama, Tuh Engkong Datang, Pasti Mau Minta Uang Lagi!

8 Desember 2019   06:57 Diperbarui: 8 Desember 2019   07:04 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: brillio.net

Bagaimana Rasanya Disambut Cucu Seperti Ini?

Setiap kali ada kesempatan pulang kampung, disamping menemukan hal hal yang menggembirakan, tapi juga mendengarkan curhat yang sungguh sangat menyedihkan hati.

Kabar gembira adalah ketika disambut oleh sahabat sahabat lama, tetangga tempo dulu dan mantan karyawan kami yang menyambut kami tak ubahnya bagaikan sanak keluarga yang sudah lama tidak pernah bertemu. Tidak ada sekat, baik karena perbedaan suku dan agama maupun karena berbeda status sosial.

Diundang dan mengundang makan siang dan makan malam secara maraton,sehingga sambil bercanda Karyawan Rumah Makan Padang yang sudah kami kenal sejak bertahun tahun lalu mengatakan bahwa satu satunya orang yang "mencarter" ruang VIP di lantai atas selama seminggu berturut turut secara pribadi menurut mereka baru kami yang melakukan. 

Kejutan dan Terkejut Itu Berbeda

Setelah mendapatkan berbagai kejutan, seperti misalnya kami yang mengundang tapi ternyata sudah dilunasi oleh salah seorang mantan murid atau keponakan kami. Belum lagi berbagai bingkisan dan angpau dalam nilai nominal yang lumayan besarnya.

Kehadiran dari sahabat, tetangga dan mantan murid murid, serta sanak keluarga yang disertai berbagai kejutan tentu saja semakin menyemarakkan hari hari kami selama berada di Jakarta. Tentu saja bukan nilai materi yang menjadi ukurannya, melainkan rasa kebersamaan yang tidak meluntur di gerogoti waktu .

Tapi ketika saatnya kami pulang kampung ke kota Padang tercinta, disamping merupakan kebahagiaan tersendiri bisa menghirup udara kampung  halaman dan bertemu dengan orang orang yang kami rindukan, ternyata kami dikejutkan oleh beberapa hal. Antara lain sudah banyak sahabat dan tetangga kami semasa dulu yang sudah tiada. Bahkan di antara mantan murid saya  sudah ada beberapa orang yang meninggal. 

Terenyuh Mendengar Curhat Sahabat Lama

Salah seorang dari tetangga  lama, yang dulu adalah pengusaha cukup sukses di Pekanbaru ternyata sudah lama pulang kampung di Padang. Tuhan mempertemukan kami di pondok. ketika pak Suardi (bukan nama sebenarnya) sedang berjalan kaki di pondok. Saya hampir tidak lagi mengenal wajahnya yang tampak jauh lebih tua dibanding usia sesungguhnya yang terpaut sekitar 10 tahun lebih muda dibawah usia kami.

Ketika saya ajak minum kopi di salah satu kedai kopi di sana, saya lebih banyak bertindak sebagai pendengar yang baik. Ternyata Suardi sudah lama tidak lagi berusaha karena seluruh modal usaha sudah dipakai untuk menyekolahkan putranya ke Jakarta hingga selesai. Dan kemudian dengan suara liri ,bercerita bahwa kini untuk mengunjungi keluarga putranya ia tidak lagi berani

Karena belakangan, ketika berkunjung ke rumah putranya yang cukup indah, di depan pagar sudah disambut oleh cucunya sambil berteriak: "Mama. tuh Engkong datang lagi, pasti mau minta uang lagi" Sudah 3 kali disambut dengan teriakan yang melukai hatinya, Suardi memutuskan untuk tidak lagi berkunjung .Ia menahan diri untuk tidak menceritakan hal ini kepada putranya karena kuatir putranya akan bertengkar dengan istrinya. Dan sebagai orang tua, tentu Suardi tak ingin kehadirannya menjadi sumber rusaknya keharmonisan keluarga putranya.

"Dulu ,saya habis habisan menyekolahkan anak ke Jakarta,dengan harapan kelak mereka berhasil, saya dan istri sebagai orang tua,dapat menumpang hidup di hari tua. Tapi ternyata, jadinya seperti ini. " Dan Suardi tak mampu melanjutkan curhatnya.

Agar jangan Sampai Mengalami Hal Semacam Itu

Gaya dan cara mendidik tempo dulu dimana anak anak dianggap sebagai investasi masa depan orang tua sudah terbukti berulang kali tidak lagi pas untuk dijadikan falsafah hidup, bahkan yang terjadi justru bertolak belakang. Belajar dari kegagalan hidup orang lain adalah agar jangan sampai kita mengalaminya. Karena itu, sedini mungkin, disamping mempersiapkan masa depan anak anak, jangan lupa mempersiapkan hari tua kita.

Adalah hal yang sangat berbeda bila setiap kunjungan kita dirindukan oleh cucu cucu ketimbang diteriakan: "Mama tuh Engkong datang, mau minta uang lagi?"Jangan tunggu hingga terlambat, karena menyesal tak ada gunanya lagi.

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun