Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sinterklas dalam Sepotong Kenangan

5 Desember 2019   14:16 Diperbarui: 5 Desember 2019   14:37 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah yang Sudah Tenggelam Ditelan Zaman
Ini kisah tempo dulu. Setiap tahun menjelang Natal,anak anak di sekolah sibuk membicarakan tentang kedatangan Sinterklas. Anak anak tidak tahu,mengenai apakah hari Santa ini produk barat atau timur. Yang pasti hampir semua anak anak menunggu kedatangan Santa yang hanya berkunjung sekali dalam setahun dan jatuh pada setiap tanggal 5 Desember. 

Konon  Santa datang dengan kuda terbang Membawa satu karung oleh oleh untuk dibagikan kepada anak anak se dunia. Supaya Sang Sinterklas mau datang berkunjung,maka setiap anak harus menyediakan rumput untuk makanan kuda nya. Meletakkan di atas kedua belah sepatu. Keesokan harinya ,rumputnya hilang dan diatas sepatu tergeletak bingkisan Natal dari Sang Sinterklas.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Sebagai seorang anak di jaman dulu,saya percaya akan cerita ini 100 persen,apalagi ketika keesokan harinya ,setiap anak membawa bingkisan Natal, hadiah dari Sinterklas ke sekolah. 

Beragam mainan dan permen,yang ketika itu masih sangat langka,dipertontonkan dengan berbangga hati  Semua  bergembira ria,kecuali saya. Betapa tidak, sudah 3 tahun lamanya saya menantikan kedatangan Sinterklas dengan penuh harap.

Sejak duduk di bangku TK ,hingga naik ke kelas 3 Sekolah Rakyat,tidak sekalipun Sinterklas singgah di rumah kami. Apalagi memberi hadiah. Padahal, saya sudah rela berjalan kaki sejauh 5 kilometer demi mendapatkan rumput terbaik untuk kuda Sang Sinterklas. Namun tetap saja Santa tidak pernah mau singgah.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Ketika pulang sekolah, dengan bersedih hati menceritakan kepada ibu saya,bahwa teman teman sekelas,semuanya mendapatkan hadiah dari Santa,hanya saya sendiri yang tidak dapat. “Apa salah saya bu?” Dan sang ibu tidak bisa menjawab. Ia hanya memeluk diri saya erat erat dan tanpa sadar air mata ibu menetes di wajah saya. Saya  duduk menangis dan sebagai anak anak berpikir, ”Ternyata Santa atau Sinterklas itu hanya untuk anak anak  orang kaya. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Impian Menjadi Sinterklas Jadi Nyata
Bertahun tahun dikecewakan Sinterklas,maka sebagai seorang anak,yang baru berusia 9 tahun,dalam hati saya tumbuh rasa dendam. 

Saya berjanji pada diri sendiri,kelak kalau saya sudah dewasa,saya akan menjadi Sinterklas. Dan yang akan saya bagikan hadiah hanyalah orang-orang miskin saja. Orang kaya, tidak akan pernah saya berikan bahkan  tidak sebungkus permen pun. Itulah kenangan yang sudah berlalu selama lebih dari 68 tahun,namun masih sangat jelas dalam ingatan saya.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Saya bersyukur 30 tahun kemudian,saya berhasil mewujudkan impian saya, yakni menjadi Sinterklas. Setiap tahun, seluruh anak anak tetangga satu kampung, kami bagikan kue dan angpau. 

Hampir sepuluh tahun, saya sempat menjadi Sinterklas hingga akhirnya harus meninggalkan kampung halaman dan hijrah di jakarta. Kenangan kecil, sekedar untuk mengenang tanggal 5 Desember,yang jatuh pada hari ini.

Semoga kelak saya dapat menjadi Sinterklas, bukan hanya untuk anak-anak, tapi untuk siapa saja yang membutuhkan. Semoga Tuhan memberikan saya kesempatan untuk itu.

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun