Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sejauh Apapun Jarak dan Waktu Memisahkan

21 September 2019   05:36 Diperbarui: 21 September 2019   08:27 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Un bersama keluarga /foto kiriman Un

Hubungan Baik Guru dan Murid Tak Akan Pupus

Bila seorang guru hanya sebatas menjalani tugasnya mengajar di kelas, maka hubungan yang terjadi hanyalah bersifat formalitas semata. Yakni murid sebagai objek yang harus  belajar dan guru sebagai pengajar, titik. 

Kalaulah hal ini yang diterapkan dalam mengajar, maka dapat dipastikan hubungan antara murid dan guru tak ubahnya bagaikan orang kontrak kerja. Selesai ujian, maka murid melanjutkan studi ke kelas yang lebih tinggi dan guru tetap melakukan tugasnya sebagai rutinitas. 

Tidak ada ikatan batin yang terpateri. Karena itu seiring dengan perjalanan waktu dan jarak yang memisahkan,maka usailah sudah hubungan antara guru dan murid. Kalaupun mungkin suatu waktu berpapasan, paling hanya melambaikan tangan dan kemudian berlalu.

ket,foto :harifuddin bersama keluarga/foto kiriman Harifuddin
ket,foto :harifuddin bersama keluarga/foto kiriman Harifuddin
ket. foto: harifuddin bersama cucu cucu/foto kiriman harifuddin
ket. foto: harifuddin bersama cucu cucu/foto kiriman harifuddin

Menjalin Hubungan Dengan Cita Rasa Kekeluargaan

Karena sejak dari awal mengajar di SD RK II di Padang,tahun 1967, hubungan saya dengan murid murid sangat akrab, sehingga sore hari mereka tidak segan datang bermain di rumah kami di Pulau Karam. 

murid-6-5d857d62097f360e1f497ca2.jpg
murid-6-5d857d62097f360e1f497ca2.jpg
Sehingga bagi saya dan istri, mereka semua sudah bagaikan anak anak kami sendiri. Murid-murid terdiri dari berbagai suku dan agama. Baik yang orang Minang, keturunan Tionghoa, keturunan India, Nias. Baik yang Islam, Katolik, dan Budha, semua kami perlakukan dengan kasih sayang. 

Karena merasa disayangi ,maka mereka sangat rajin belajar, sehingga ketika Ujian Akhir kelas VI lulus seratus persen. 

ket,foto:anton suherman/foto kiriman anton suherman
ket,foto:anton suherman/foto kiriman anton suherman
3 tahun mengajar di SD, selanjutnya oleh Yayasan, saya dialih tugaskan untuk mengajar di SMP PIUS yang masih dalam lingkungan Yayasan Prayoga. Kemudian seiring dengan perjalanan waktu, ada yang pindah ke Jakarta dan daerah lainnya dan waktu itu belum ada Ponsel ataupun sejenisnya, sehingga praktis hubungan kami terputus sama sekali. 

Ket,foto: Syamsu,dokter / foto Syamsu
Ket,foto: Syamsu,dokter / foto Syamsu
50 Tahun Sudah Berlalu

Suatu waktu, entah karena apa,saya bisa kontak dengan salah satu murid saya  dan kemudian kami sepakat,bila ada kesempatan pulang kampung, kami akan bertemu, sambil makan siang di Rumah Makan Sari Minang di jakarta dan bagi yang tinggal di Padang, akan makan bersama di Rumah  Makan Bernama di Padang. Hubungan yang sudah 50 tahun terputus ,tersambung kembali. Sebuah kebahagiaan yang tidak ternilai.

ket,foto: Kairul ,bersama putri yang diwisuda /kiriman kairul
ket,foto: Kairul ,bersama putri yang diwisuda /kiriman kairul
ket,foto sewaktu masih imut imut,ketemu mereka sudah punya cucu /beberapa sudah almarhum
ket,foto sewaktu masih imut imut,ketemu mereka sudah punya cucu /beberapa sudah almarhum

Hingga saat ini,hampir setiap hari,  kami saling menyapa di WAG  dan saling berkirim info dan foto keluarga. 

Kalau dulu, ketika berbicara di depan kelas, saya menggunakan kata: "Selamat pagi anak anak, Apa kabar kalian semuanya?" Tapi kini mereka sudah jadi kakek, maka saya gunakan sapaan: "Selamat pagi teman teman semuanya".

Tapi mereka tetap memanggil kami: "Bapak dan ibu" Hubungan kekeluargaan yang tak ternilai bagi saya sebagai orang yang pernah menjadi guru mereka di SD.

murid-5-5d857d33097f3607f37c8972.jpg
murid-5-5d857d33097f3607f37c8972.jpg
Karena itu, saya termotivasi untuk menuangkan kisah yang membahagiakan ini dalam bentuk artikel, agar dapat menjadi masukan berharga bagi para guru. Agar hubungan guru murid tidak terputus, begitu ujian selesai, adalah dengan memperlakukan murid-murid dengan penuh kasih sayang, maka seumur hidup mereka tidak akan pernah melupakan kita.

Murid memahami, bahwa tanpa guru yang mengajar, mereka tidak akan mencapai hasil yang maksimal, sebaliknya guru memahami bahwa tanpa murid, orang tidak akan bisa menjadi guru.

Renungan di pagi ceria..

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun