Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terlalu Cepat Menghakimi, Karena Merasa Diri Paling Benar

24 Agustus 2019   18:24 Diperbarui: 24 Agustus 2019   18:25 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto:anak anak ini sudah tahu arti tanggung jawab.dokumentasi pribadi

Saya ambil payung yang disodorkan dan tampak tangan tangan kecil yang  memegang payung ini,memucat dan tubuhnya menggigil. Saya panggil :"Kamu sini berpayung sama saya. Ntar Tante ambil payung satu lagi ya".Tapi anak ini justru menjauh dari saya ,sambil berkata:"Tidak usah Om.Kami sudah biasa begini"

Sambil berjalan,saya tanya kepada anak anak ini:"Disuruh orang tua kalian ya?"Hampir serentak mereka menjawab:"Bukan Om.Kami ikhlas membantu ayah dan ibu,yang sudah kerja keras menyekolahkan kami." Dan tanpa ditanya ,memperkenalkan diri:"Saya Anto Om.kalau ini teman saya Akbar dan Bono Om"

Anto yang paling banyak bicara,sementara teman temannya lebih banyak diam. Dan tanpa ditanya,Anto masih melanjutkan.:"Hujan bagi kami adalah berkah Om.Bila dari sore hingga malam,hujan tidak berhenti,kami bisa dapat uang masing masing sekitar sepuluh ribuan .Ini sebagai rasa tanggung jawab kami pada orang tua Om"

Dan ketika saya serahkan selembar uang kertas kepada Anto.Matanya agak terbelalak dan berulang kali mengatakan :"Aduh maaf Om.tidak cukup untuk uang kembaliannya. Maaf ya Om,boleh saya tukarkan sebentar?" 

Berkali kali minta maaf padahal bukan salah mereka. Ketika saya katakan bahwa uang itu untuk mereka bertiga dan tidak usah dikembalikan ,dengan suara serak mereka bertiga berulang kali mengucapkan :"Terima kasih Om Tante"dan membungkukan badan sebagai rasa terima kasih.

mereka tahu akan arti tanggung jawab/dokumentasi pribadi
mereka tahu akan arti tanggung jawab/dokumentasi pribadi
Saya Terdiam

Anak anak seusia seperti Anto dan teman temannya ini, sejatinya ,belum sampai pada pemahaman falsafah hidup,tentang tanggung  jawab. Tapi  ditempa oleh kehidupan yang keras dan pahit,mereka sudah jauh lebih dewasa dibandingkan dengan umur mereka yang mungkin sekitar 10 tahun.

Saya merasa menyesal telah berburuk sangka,bahwa mereka melakukan ini,karena disuruh orang tua. Ternyata hidup selama tiga perempat abad di dunia ini,tidak cukup menjadikan diri saya manusia yang arif menyikapi hidup.

Syukur saya sempat bertanya. Seandainya saya diam,maka dalam diri saya mungkin sudah mengumbar sumpah serapah terhadap orang tua mereka,karena menurut saya sudah mengeksploitasi anak anak mereka,demi uang. 

Alangkah naifnya saya karena merasa hanya diri saya saja yang tahu menyayangi anak anak. Sejak saat itu,saya belajar lebih cermat lagi,agar menjadi manusia,yang tidak cepat cepat menghakimi orang lain.

Renungan di Musim Semi

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun