Hanya Melihat Sekilas Langsung Jatuhkan Vonis
Saya bukan seorang Pemerhati Sosial,apalagi pasti bukan seorang Peneliti.Â
Saya hanya satu dari antara 250 juta rakyat Indonesia,yang hidup dari satu kampung ke kampung lainnya dan dari satu kota ke kota lain. Hal yang paling mencolok yang dapat dirasakan, adalah begitu cepatnya orang melakukan penghakiman,hanya dengan melihat sekilas.
Saya hampir mati dikeroyok,karena menolong seorang anak korban tabrak lari.Syukur ada salah seorang dari keluarga anak ini yang ikut bersama saya.
Ketika tiba dirumah sakit dan anak ini diturunkan dari kendaraan yang saya kemudikan,tiba tiba ada yang berteriak :"Mentang mentang kaya.anak orang ditabrak saja.Â
Maka dalam hitungan detik belasan orang yang ada disana,mengelilingi saya,siap untuk melakukan eksekusi mati ,karena dianggap saya sebagai Pelaku yang menabrak korban.
Syukur ada keluarga anak ini,yang langsung menghadang dan berteriak:"Diam semua.Jangan sembarangan menuduh orang, Bapak ini yang menolong adik saya ,mengerti!?" Maka,saya tidak jadi mati sebagai martir ,karena menolong korban tabrak lari.
Ketika kesempatan pulang ke Indonesia,maka sudah menjadi tradisi ,kami diajak makan malam oleh putra kami ,bersama istrinya.Tujuan adalah Kelapa Gading,karena disana ada banyak pilihan .Sementara di perjalanan ,hujan turun dan tidak berhenti,ketika kami sudah tiba di lokasi Food Court.
Begitu kendaraan berhenti dan di tempat parkir,saya sudah bersiap siap untuk mengeluarkan payung,Tapi di luar jendela ,tampak samar samar ada anak anak menawarkan payung.Tentu saja saya tidak tega mengecewakan mereka dan keluar dari kendaraan.Â
Begitu pintu kendaraan dibuka,belum lagi sempat turun,mereka sudah berteriak :"Om payung Om ,terserah mau dikasih berapa saja Om"