Mewawancarai Polisi Australia

Uji Coba Test Narkoba

Pada awal saya tinggal di Australia,dalam sebulan mungkin hanya sekali atau dua kali saya di stop oleh Polisi.karena setiap pengemudi harus menjalani Breath Test atau Test Pernafasan. 

Pada waktu itu,alat yang digunakan untuk Breath Test ,masih cara lama.yakni alat ditempelkan di depan mulut kita dan diminta untuk menghitung,satu dua tiga dan seterusnya ,hingga sepuluh. 

Kemudian Polisi menengok ke alat deteksi dan bila tidak terbukti kita sudah minum alkohol sebelum mengemudi ,maka akan dipersilahkan melanjutkan perjalanan.

Tapi sejak tahun lalu,semakin sering saya mengalami Breath Test.Terkadang dalam seminggu bisa dua tiga kali,karena kebetulan lewat di lokasi yang sering diadakan razia.

Dari kejauhan sudah tampak.kendaraan Polisi yang lampu pijarnya menyala dan tanda tanda agar memperlambat kendaraan sudah dapat dilihat dari jarak sekitar beberapa ratus meter.

Akan tetapi Breath Test yang belakangan ,sudah tidak pakai hitung 1 sampai 10 lagi,melainkan dengan jalan ,meniup pipa kecil yang ada pada alat Breath Test.

dokumentasi pribadi/razzia Breath Test

Untuk Menekan Angka Kematian Akibat Lalin

Walaupun jalan sangat mulus ,bahkan sudah diperlebar,tapi tetap saja,hampir setiap hari  terjadi kecelakaan lalu lintas. Karena itu,frekuensi Breath Test semakin ditingkatkan.Baik di New South Wales,maupun di Western Australia. 

Beberapa waktu lalu,ketika kami mengunjungi putri kami di Wollongong .tengah malam sewaktu saya dan istri menuju pulang,tiba tiba ada kendaraan Polisi yang menghadang di depan.

Sehingga kendaraan saya hentikan. Ternyata dikira saya mabuk.karena mengemudikan terlalu lambat . Padahal karena jalan menuju ke rumah sempit,maka saya memperlambat laju kendaraan. 

Ketika saya membuka kaca jendela,terus seorang Polisi  bertanya ,apakah saya bersedia untuk melakukan Breath Test?  Nah, walaupun bertanya,tapi sesungguhnya, Pengemudi tidak boleh menolak

Untuk jelasnya silahkan di baca kutipan di bawa ini:

In Western Australia, a person can be charged with refusing a breath test if they refuse to provide a sample for a preliminary breath test. They will be arrested and may be taken to the police station. ... At the police station they will be directed to provide a breath analysis, or a blood or urine analysis. (sumber)

dokumentasi pribadi

Kembali ke Judul

Nah,kemarin hari Sabtu ,17 Agustus,2019 ,kembali giliran saya mendapatkan Breath Test lagi. Bedanya,kalau biasanya ,Polis walaupun berbicara sopan,tapi suaranya terdengar tegas. 

Ada beberapa orang Polisi yang sedang bertugas di Adelaide Street .Saya diberi isyarat untuk berhenti oleh seorang Polwan. Saya perlambat kendaraan,memberi sign dan kemudian berhenti..Memasukan persneling ke posisi Parking.

Membuka jendela.Begitu jendela terbuka,terdengar suara sapaan ramah dan ceria:"Good morning. How are you today?",sambil tersenyum. Tampangnya seusia cucu kami yang baru selesai kuliah.

Surprise,karena tidak biasanya Polisi pakai tanya tanya :"How are you today? .Karena ditanya,tentu saya jawab:"Good,thank you"Kemudian, Polwan yang bertugas .minta maaf, karena sudah mengganggu perjalanan saya dan mengatakan :"Could you make a breath test for me please?"

Saya sudah paham,walaupun ini sebuah pertanyaan,tapi hanya sebatas kesantunan.Sejatinya,setiap Pengemudi wajib melakukan breath test bila diminta.

Lalu sebuah alat,seperti terlihat pada gambar,disodorkan di depan mulut saya dan diminta untuk menghembuskan perlahan lahan."Keep going ...keep going...and stop" kata si Polwan.

Kemudian memperhatikan  alat test kadar alkohol yang ada di tangan dan berkata :"Perfect.thank you Sir" Biasanya setelah bilang begini ,Polisi akan mengatakan:"Have a nice day" 

Tapi kali ini ternyata belum selesai.Masih sambil tersenyum, si Polwan mengatakan :"Sorry Sir,may I have your time for about 3 minutes ?" Terus memperlihatkan sebuah alat,yang baru pertama kali saya lihat. Karena Polwan ini suka bercerita,maka saya mulai mewawancarai. "Maaf,nama anda siapa?"  Oh ,nama saya sambil menyebut namanya yang panjang dan mengatakan ,panggil saja saya :"Cathelen "  Oya Cathelen,saya baru pertama kali melihat alat ini,apa gunanya?" 

Maka Cathelen menjelaskan,bahwa alat ini,untuk mengukur ,apakah Pengemudi dalam kondisi berada dibawah pengaruh obat obatan? Karena Breath test hanya mampu mendeteksi kadar alkohol yang ada dalam darah seorang Pengemudi.

Namun kecelakaan lalin terjadi ternyata tidak hanya semata karena pengaruh alkohol, tapi juga karena pengaruh obat obatan yang mengakibatkan orang mengantuk dan kehilangan kontrol diri.

Lalu ,Cathelen  menyobek bungkusan alat tadi dan memberikan kepada saya,agar dimasukan kedalam mulut dan kemudian mulut ditutup.Saya melakukan sesuai petunjuk dan katanya " Maaf,tunggu sekitar 3 menit ya." Dan tentu saja saya mematuhinya.Sambil menunggu alat test bekerja,kembali Cathelen,bertanya:" Anda berdua pasti mau hadiri undangan makan pagi ya? Pertanyaan,diucapkan masih dalam suasana seperti orang lagi bertanya pada teman. 

Surprise juga,nih si Polwan kok tahu ,kami mau hadir undangan makan? "Benar "jawab saya ,"kok anda tahu?"Dan kembali si Polwan ketawa:"Ya ,saya tahu,karena di depan ada banyak kendaraan berhenti untuk hadir undangan makan"

"Hai Cathelen,sudah berapa lama anda bertugas sebagai Polisi? Kok anda ramah banget ?" kata saya. Dan ,masih sambil tersenyum ia menjawab:"Baru 4 minggu.Bukankah tugas Polisi melayani masyarakat dengan ramah?" katanya balik bertanya.

"Benar,tapi biasanya Polisi ,menunjukan wajah,kayak gini "kata saya,sambil menirukan wajah serius dan lagi lagi ia tertawa."Ya enggaklah,masa iya.Waktu 3 menit sudah berlalu. Dan si Polwan melihat alat test di tangannya dan kembali tersenyum :"Perfect.thank you and have a lovely day for both of you" sambil melambai kepada istri saya.

Breath Test Mampu Menekan 40 Persen Angka Kematian Akibat Lalin di Australia

Melalui Breath Test,pemerintah Australia telah berhasil menekan angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas.Dan berharap dengan ditambah "Drug test " ini ,akan semakin memperkecil angka kematian di jalan raya. Mungkinkah di Indonesia diterapkan ?" (sumber )

Tjiptadinata Effendi