Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

7 Tahun Terus Menulis adalah Tantangan Berat

17 Agustus 2019   06:55 Diperbarui: 17 Agustus 2019   07:06 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: istockphoto

Butuh Tekad Pantang Menyerah

"One day one article?" Tidak masalah. Malahan ada yang mampu menulis 10 (baca: sepuluh ) artikel dalam sehari. Luar biasa!Tetapi bagi saya pribadi hal yang jauh lebih sulit dan menuntut ketabahan diri adalah menulis secara konsisten, selama 7 tahun berturut turut.

Kalau di rumah tidak menjadi masalah, Karena ada :"home wifi" dari Vodafone, yang setiap bulan kami langganan 65 dolar atau setara sekitar Rp.600.000.-- Tapi karena kami sangat sering melakukan perjalanan keluar kota maka dibutuhkan :"Pocket Wifi".

Karena di kereta api tidak ada wifi dan begitu juga kalau sedang berada di Cruise. Nah, ketika sedang berada diluar kota ternyata tidak semua tempat ada free wifi nya. Kalaupun ada Free Wifi di Cafe tentu kita tidak mungkin duduk nongkrong disana, tanpa minum kopi dan sepotong kue.

Wifi gratis tapi secangkir kopi dan sepotong kue setidaknya membutuhkan uang senilai $.10.-- per orang, jadi kami berdua perlu mengeluarkan dana sebesar $20.-- atau senilai Rp.200.000 -- untuk dapat menikmati Free Wifi, bila sepanjang hari tidak berada di rumah.

Maka jalan satu satunya adalah membeli perangkat Wifi sendiri, senilai 200 dolar yang dapat digunakan dimana saja. Baik di kereta api, bus, kapal ataupun di lokasi lain. Sehingga dengan demikian, perjalanan tidak terganggu karena harus mencari warnet yang tidak semudah mencari di Indonesia.

Kemudian setiap bulannya ada kewajiban membayar iuran sebesar $.65.-- atau senilai Rp.600.000.-- Total pengeluaran setiap bulan, agar dapat memenuhi kebutuhan untuk :"one day one article" adalah sekitar Rp.1.200.000 ,- setiap bulan

Menulis di Bis atau Kereta Api  Yang Sedang Melaju

Belum lagi disaat perjalanan jauh, maka demi untuk tetap konsisten,baik di kereta api maupun di kapal, saya selalu menyandang Laptop dan tentunya Pocket Wifi agar bisa terus menulis. Tidak mudah mengetik naskah di saat bis sedang melaju, begitu juga ketika kereta api sedang berlari kencang.

Tapi yang namanya tantangan bagi diri selalu mengandung antusiasme dan tekad diri ,untuk dapat mengalahkan diri sendiri.

Bayangkan, setelah mati-matian berusaha untuk tetap menulis ternyata tulisan tidak dilirik Admin dan hanya dikunjungi belasan orang. Sudah tahu bagaimana rasanya bapak /ibu? Nah, inilah namanya menulis konsisten  itu gampang-gampang susah dan harus mampu mengalahkan diri.

Terkadang kami pulang sudah larut malam, setelah seharian suntuk berjalan jalan. Tapi ini bukan alasan untuk absen menulis Karena sekali "memaafkan " diri dan menunda :"besok sajalah", maka kelak akan ada penundaan lainnya. Dan akhirnya berhenti menulis, dengan segala macam alasan sibuk.

Jangan Sampai Kompasianer of the Year Menghentikan Langkah Menulis

Saya masih terbayang disaat menerima penghargaan  sebagai Kompasiner of the year 2014, Mas NURUL UJUY, mengatakan pada saya,:"Pak jangan berhenti menulis ya pak. Banyak orang yang setelah menerima penghargaan terus semangatnya menurun dan akhirnya tidak menulis lagi." Dan saya menjawab :"Terima kasih mas Nurul saya akan buktikan.

Dan saya bersyukur, sejak tercatat 14 Oktober 2012 hingga saat ini sudah berjalan hampir 7 tahun saya terus menulis secara konsisten. Saya menerima penghargaan sebagai Kompasianer of the Year pada tahun 2014. Tercatat di profile, tulisan saya perhari ini berjumlah 4.258 dengan total dibaca adalah  5.043.240. 

Kalau dibandingkan dengan sesama Kompasianer lain,mungkin tidak berarti apa apa. Tapi saya mensyukuri apa yang sudah saya kerjakan dan tidak ingin membandingkan dengan keberhasilan orang lain,karena hanya akan mengurangi rasa syukur.

Setidaknya, saya telah memberikan motivasi  kepada anak cucu dan orang banyak bahwa dalam meraih cita-cita jangan pernah menyerah!  Dan contoh nyata adalah motivasi terbaik.

Sebuah renungan di Hari Kemerdekaan RI ke 74 - Jangan pernah menyerah 

Dirgahayu Indonesia tercinta !

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun