Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

(Pengalaman Pribadi) Cara Menjadikan Impian Jadi Kenyataan

19 Juli 2019   19:29 Diperbarui: 19 Juli 2019   19:44 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: www.brainyquote.com

Ditulis Bukan Untuk Pamer Pencapaian

Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud untuk pamer pencapaian. Karena falsafah hidup saya adalah "Apa yang bagi kita merupakan sesuatu yang dibanggakan, boleh jadi bagi orang lain, hanyalah uang recehan tak berarti." Karena sudah memahami falsafah tersebut, maka tentu saya tidak ingin mempermalukan diri sendiri dan keluarga dengan membanggakan diri, bahwa kami sudah mencapai ini dan itu. 

Satu satunya alasan menuliskan secuil pengalaman hidup pribadi adalah dengan harapan, semoga ada manfaatnya bagi orang banyak agar kelak berhasil menjadi kan impiannya menjadi sebuah kenyataan.

Berani Bermimpi Besar

Banyak orang yang malu dan tidak berani untuk bermimpi besar,dengan  berbagai alasan, antara lain:

  1. Merasa diri terlalu muda
  2. Merasa diri sudah terlalu tua
  3. Bukan sarjana
  4. Tidak punya modal
  5. Tidak mau neko neko
  6. Dan seterusnya

Pada waktu hidup kami masih morat marit dan saya dengan berani menceritakan mimpi saya bahwa dalam waktu 10 tahun saya akan memiliki rumah dan kendaraan pribadi, saya dijadikan bahan olok olokan oleh orang sekitar. Bahkan ada yang geleng geleng kepala dan menengok saya dengan perasaan iba hati karena mengira saking susahnya hidup, saya sudah menjadi sinting.

7 Tahun Kemudian 

Tujuh tahun kemudian, dari profesi sebagai Penjual kelapa di Pasar Tanah Kongsi, saya sudah menjadi Pengusaha dan sudah bisa membangun rumah di jalan Kampung Nias I/14 A di kota Padang. Masih  merupakan rumah semi permanen dan kendaraan masih kendaraan bekas. Akan tetapi empat tahun kemudian, kami sudah mampu membangun rumah permanen di Komplek Wisma Indah I di Ulak Karang dan mobil kami adalah Soluna yang masih terbungkus dengan plastik.

Semua orang yang awalnya menertawakan kami terdiam karena kami membuktikan bahwa bila Tuhan mengizinkan dan kita mau kerja keras, suatu waktu impian akan menjadi kenyataan.

Impian Keliling Dunia

Ketika kembali saya bercerita tentang impian kami untuk jalan jalan keliling dunia, maka kembali orang sekeliling saya tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun