Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kiat Menembus Dinding Ketidakmungkinan

18 Juni 2019   18:22 Diperbarui: 18 Juni 2019   18:30 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : shutterstock

Apa Yang Dulu Dianggap Mustahil,Kini Terbukti Semua Orang Bisa Melakukan

Kalau kita mengulas tentang kisah hidup seabad yang lalu,rasanya terlalu mengada ada dan mengambang. Karena seabad lalu kita belum lahir dan menceritakan tentang sesuatu yang tidak dialami sendiri,berarti menulis berdasarkan :"kata orang" yang belum tentu benar benar terjadi. 

Berbeda dengan bila kita menceritakan  apa yang kita alami atau kita saksikan dengan mata kepala sendiri,yang sudah pasti benar. Mengenai orang mau percaya atau tidak ,tentu bukanlah urusan kita.

Beberapa Contoh Aktual 

Dulu ,orang menanak nasi,dengan menggunakan periuk nasi yang diletakkan di tungku dan dibawah ada api yang menyala,yang berasal dari kayu ataupun ranting kering yang dibakar. Kalau pada masa itu,ada orang yang berani mengatakan bahwa nasi bisa masak tanpa menggunakan api,maka dipastikan akan dipertanyakan kewarasannya ,karena dianggap adalah suatu hal yang mustahil bahwa orang bisa menanak nasi tanpa menggunakan kayu bakar ,sebagai bahan bakar.

Bagi yang pernah membaca kisah :"Ali Baba dengan 40 Penyamun" ,mungkin masih ingat,betapa terkagum kagumnya kita ketika membaca di bagian Ali Baba mengucapkan :" Sesam buka pintu" dan pintu gua terbuka dengan sendirinya. Hampir semua orang yang membacanya terpana ,betapa hebatnya Ali Baba.

Pada masa itu,hanya di kantor dan di rumah orang kaya,yang ada telepon. Kalau mau menelepon,harus memutar nomor operator dan kemudian ketika ada yang mengangkat,maka kita minta disambungkan pada nomor yang dituju. Nah,bilamana dimasa itu ada yang berani mengatakan,bahwa orang bisa menelpon ,tanpa ada kabelnya,maka dapat dipastikan orang akan memandangi dirinya dengan wajah kasihan,karena dikira demam panas dan mengigau atau kerasukan roh gentayangan

Tetapi kini, semua orang menertawakan kebodohan sendiri,karena terbukti,apa yang dulu dianggap :

  • tahayul
  • kuasa kegelapan
  • melanggar kodrat manusia
  • menduakan Tuhan
  • menggunakan tuyul
  • dan seterusnya

ternyata terbukti ,hanyalah tehnik  semata mata dan sama sekali tidak menggunakan kekuatan gaib dan tanpa jampi jampi 

Jangan Cepat Cepat Memvonis Tahayul,Sesuatu Yang Belum Dipahami

Pikiran selalu mendahului ,sebelum sesuatu menjadi sebuah realita. Ketika  kita berpikir:"Suatu waktu saya akan memiliki rumah milik sendiri" Maka buah pikiran ini diserap oleh alam bawah sadar dan sejak saat itu proses penjelmaan sudah mulai berlangsung, Kalau pikiran ini menjadi hasrat hati dan keyakinan diri dan diikuti dengan kerja keras ,tanpa kenal menyerah,maka suatu waktu apa yang dulunya hanya merupakan sebuah gambaran dalam alam pikiran kita,akan menjadi sebuah kenyataan. 

Tetapi bila apa yang tidak dipahami,agar tetap dianggap orang pintar,maka jalan pintas adalah memvonis,sebagai suatu hal yang tahayul. Semakin sering kita mengucapkan kata :"tidak mungkin" ,maka semakin banyak tiang tiang penjara yang mulai kita bangun. 

Lama kelamaan ,kita telah menciptakan penjara bagi diri kita,dengan kata :"tidak mungkin." Maka sesuai dengan apa yang kita pikirkan terus menerus dan diyakini tidak mungkin ,maka sesungguhnya kita sudah menutup pintu bagi perubahan nasib kita

Pengalaman Pribadi

Mengapa selalu menceritakan tentang pengalaman pribadi? Alasannya sudah disampaikan,bahwa berbagi pengalaman ,merupakan salah satu jalan untuk mengaplikasikan hidup berbagi, Karena pengalaman kita,diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi orang banyak dan sekaligus memotivasi bahwa sesungguhnya dalam hidup ini tidak ada yang mustahil ,Suatu hal menjadi mustahil,karena keyakinan kita bahwa kita tidak mungkin bisa meraihnya,

Ketika kami masih tinggal di Pasar Tanah Kongsi dan pernah bercerita tentang impian kami,bahwa kelak anak anak kami akan melanjutkan studi mereka keluar negeri,kami jadi bahan olok olokan orang banyak .Bahkan ada yang mengira,saking susahnya hidup,maka kami berdua sudah mulai mengigau. Karena secara logika adalah mustahil orang yang untuk makan sehari harian saja sudah sulit,mau menyekolahkan anak anak keluar negeri.Sesuatu yang dianggap omong kosong atau kegilaan terselubung

15 Tahun Kemudian

Kelak putra pertama kami melanjutkan studi di California State University dan lulus  Msc dengan predikat magna cumlaude di usia 21 tahun,Pura kedua melanjutkan studi di Sacramento dan putri kami di Michigan.  Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan, kami membuktikan,bahwa kami berdua tidak gila. 

  • Caranya adalah :
  • Berani untuk bermimpi besar
  • kerja keras untuk meraihnya
  • jangan pernah menyerah
  • yakinlah bahwa tidak ada yang mustahil bila Tuhan mengizinkan

Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud pamer pencapaian,melainkan semata mata diharapkan dapat menginspirasi orang banyak,bahwa sesungguhnya tidak ada yang mustahil,kecuali diri kita yang menutup kemungkinan tersebut. 

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun