Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setiap Kali Kehilangan Sahabat Baik, Kita Merasa Terluka

24 Mei 2019   18:35 Diperbarui: 24 Mei 2019   18:51 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenangan terakhir,sewaktu kami makan bersama bersama ibu Dahlina Djamaris dan kedua putrinya /dokpri

"Om dan Tante, Mama sudah pergi meninggalkan kita semuanya .Mohon dimaafkan,kalau ada kesalahan mama "  Pesan singkat ini,saya terima dari nomor putri sahabat kami ,yang bernama Minda. 

Untuk sesaat saya terpana membaca berita singkat,tapi terasa hingga kelubuk hati yang terdalam. Karena tanggal 13 Januari,2019  ketika kesempatan pulang kampung, kami sempat makan malam bersama di Restoran Sari Minang ,yang berlokasi di jalan Juanda Jakarta. Saya sampaikan kabar duka ini kepada istri saya,yang juga kaget mendengarkannya. 

Saya masih mencoba menelpon,untuk memastikan kebenaran berita ini. Ada secercah harapan,semoga saja yang terjadi tidak seperti isi pesan di WA.Akan tetapi setelah mendengarkan suara Minda diujung telepon, secuil harapan tadi menjadi buyar. "Benar Om ,mama sudah pergi untuk selama lamanya. Papa sudah tiada dan kini mama menyusul.

Sudah tidak ada lagi siapa siapa bersama kami. Dan kemudian Minda tidak mampu lagi melanjutkan pembicaraan "Saya memaklumi dan kemudian ,menyampaikan rasa duka cita kami dan mengakhiri pembicaraan kami

Rasa Persahabatan dan Kekeluargaan Tidak Mengenal Perbedaan
Kami sesungguhnya memiliki banyak perbedaan,antara lain.beda suku,beda budaya dan beda agama. Masih ditambah lagi,  Pak Djamaris Djamaan alm.pada waktu itu masih aktif menjabat sebagai Kadit Sospol Sumatera Barat .

Kami saling kenal,karena sejak masih aktif menjadi Kasrem dengan pangkat Kol.TNI AD ,pak Djamaris Djamaan juga adalah Ketua Orari Daerah Sumatera Barat. Sedangkan saya dan istri aktif sebagai Pengurus Orarai Daerah. Hubungan kami semakin lama semakin akrab dan diikuti dengan saling berkunjung . Bahkan tidak jarang ,kalau kebetulan bertandang, kami ikut makan bersama keluarga.

Begitu juga sebaliknya,bila istri saya memasak sesuatu yang special,maka kami mengundang Pak Djamaris Almuntuk makan bersama dirumah kami di Wisma Indah I di kota Padang pada waktu itu. Hubungan persahabatan kami steril dari hal hal yang berbau "uang",karena memang sama sekali tidak ada urusan bisnis. Urusan ORARI, merupakan kegiatan sosial,bahkan tidak sedikit dana pribadi yang kami gunakan untuk mendukung kegiatan ini.

Kami saling kenal sejak tahun 78 dan kemudian sejak kepindahan kami ke Australia,hubungan kami terputus. Syukurlah kemudian melalui facebook,Yenny putri pak Djamaris alm. "menemukan " saya dan hubungan kami menyambung kembali

Kini Sahabat Kami Suami Istri Sudah Pergi Untuk Selama Lamanya
Proses untuk sekedar kenalan ,gampang. Ada kesempatan bertemu,memperkenalkan diri ,bersalaman ,maka kita sudah saling berkenalan.Namun dari status :"kenalan" meningkat menjadi "sahabat" butuh waktu panjang.Bisa berbulan bulan dan terkadang bisa bertahun. Masing masing saling menjajaki,apakah orang yang dikenal ini ,dapat dijadikan sahabat kita atau tidak? 

Ketika kita mengukur dan menakar orang ,maka pada saat yaang sama berlaku timbal balik, kenalan kita juga akan menakar dan menilai diri kita. Kalau ada perasaaan menolak atau rasa kurang serasi,maka satus hubungan akan menggantung hingga "status kenalan" Bahkan tidak jarang ,ketika baru saja berkenalan,langsung sudah merasakan ketidak cocokan,maka hubungan "diplomatik" terputus dan tidak pernah lagi bertegur sapa

Dari mulai status "kenalan",kemudian meningkat ke status sahabat,yang biasanya ditandai dengan sesekali makan bersama ,sambil saling bercerita. Dan bilamana dirasakan ada kecocokan ,maka kita akan saling berkunjung dan status meningkat menjadi sahabat baik. Karena itu, terputusnya kontak dengan salah seorang sahabat baik sudah terasa sangat menyedihkan,apalagi bila sahabat baik kita pergi untuk selama lamanya,seperti halnya dengan Pak Djamaris Djamaan .Dan  kini menyusul istri beliau Ibu Dahlina Djamaris,dalam usia belum genap 75 tahun.

Kami hanya bisa menundukan kepala dan hati kami ,serta berdoa ,semoga keduanya sudah berbahagia bersama didalam Surga.Sungguh seperti kata pribahasa,seribu sahabat ,sangat sedikit.Sehingga kepergian satu orang sahabat sudah membuat hati kita terluka

Tjjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun