Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tips Sederhana Menikmati Hidup hingga Menua

23 Mei 2019   20:35 Diperbarui: 26 Mei 2019   23:43 2986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya masih mampu berlari menaiki anak anak tangga yang cukup banyak | dokpri

Walaupun Masalah Hidup Terus Berlangsung

Ada begitu banyak orang yang secara materi hidup berkecukupan, tapi raut wajahnya mengambarkan kepedihan hati dan kegalauan jiwanya. Sementara ada orang lain yang hidupnya sederhana pada usia yang sama, tampak wajahnya jauh lebih segar dan cerita. 

Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa kebahagiaan seseorang tidak dapat dipatok berdasarkan banyaknya harta yang dimilikinya. Karena walaupun segala sesuatu dalam hidup ini membutuhkan uang, namun yang pasti uang bukanlah segala-galanya. 

Orang yang menyandarkan kebahagiaannya pada harta bendanya, maka ketika suatu waktu hartanya berkurang, maka rasa kebahagiaan dalam dirinya juga akan turut memudar dan sirna. Di sisi lain, orang yang merasa berbahagia karena menduduki jabatan penting, maka ketika tiba saatnya harus turun panggung, maka terjadilah post power syndrome yang bisa berakibat fatal bagi kesehatannya.  

Ada banyak contoh, yang dapat dijadikan pelajaran berharga agar jangan sampai menimpa diri kita. Orang yang tadinya duduk sebagai Pimpinan dan sudah terbiasa, segala sesuatu kebutuhannya disediakan oleh staffnya, maka ketika pensiun atau tidak lagi menjabat kursi Pimpinan akan mengalami shock sehingga gamang menghadapi hidup selanjutnya. Dan bilamana ia tidak mempersiapkan diri sejak dari awal, maka ia tidak akan mampu bertahan lama.

Walaupun mati hidup seseorang ada ditangan Tuhan, namun sebagai manusia, tentu kita wajib menjaga kesehatan dengan menghindari hal-hal yang dapat merusak kesehatan dan memperpendek usia.

Salah seorang teman saya berpangkat Kolonel dan pada waktu itu menjabat sebagai Kakanwil, salah satu departemen selalu tampil ceria dan kalau berbicara berapi api. Namun belum cukup setahun pensiun dan pulang kampung,ketika kami berjumpa. saya hampir tidak mengenal wajahnya lagi. Bahunya tampak loyo dan pandangan mata yang sayu dan berwajah sedih karena merasa dirinya sudah tidak lagi berarti. 

Ketika saya mencoba mengajaknya jalan-jalan dengan tujuan agar hatinya terhibur dan tidak terpancang, memikirkan bahwa kini ia sudah bukan lagi siapa-siapa. namun tampaknya semangat hidupnya sudah memudar. Sama sekali tidak ada keinginan untuk bergaul dan berinteraksi dengan lingkungan dimana ia tingal setelah pensiun. 

Ibarat ketika kita ingin menolong orang yang akan tenggelam, tentu hanya bisa bila yang bersangkutan mengulurkan tangannya, Kalau yang mau ditolong, sama sekali sudah tidak lagi bersemangat, maka kita tidak mungkin masuk terlalu jauh dalam kehidupan pribadi orang, walaupun ia sahabat kita. Tidak cukup satu tahun setelah pensiun, sahabat kami meninggal. Hal ini bukan karena ketiadaan biaya namun karena ketiadaan semangat hidup.

dokpri
dokpri
Mensyukuri Hidup Adalah Syarat Utama 

Mensyukuri hidup adalah syarat utama agar kita dapat menikmati hari tua. Mensyukuri hidup adalah memahami bahwa masalah yang dihadapi adalah petanda kita masih hidup. Yang tidak punya masalah lagi, berarti hidupnya sudah berakhir. Bersyukur memiliki makna yang mendalam, yakni membebaskan pikiran dan hati kita dari iri hati dan kerakusan, serta sekaligus menjauhkan kita dari dendam dan kebencian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun