Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Selalu Ada Jalan untuk Kembali

21 September 2018   20:27 Diperbarui: 22 September 2018   08:34 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Zaman dulu, setiap petuah dari orang tua akan dipatuhi tanpa ditanya mengapa begini dan mengapa begitu. Pokoknya kata-kata bijak atau pesan moral yang disampaikan sudah bagaikan "sabda" yang tidak boleh dipertanyakan. Akan tetapi zaman sudah berubah dan penghuni dunia juga sudah berubah total. Banyak hal hal yang dulu dianggap tabu, kini malah jadi tren dan kebanggaan.

Contoh yang aktual dan menjadi viral hingga ke seluruh pelosok nusantara adalah, kalau dulu orang tertangkap karena mengambil hak milik orang, maka wajahnya ditutupi dengan apa saja. Bahkan saking rasa malu tidak tertahankan, tidak jarang yang tertangkap bunuh diri.

Padahal hanya mencuri pakaian di jemuran ataupun mencuri buah mangga tetangga. Tapi di era milenial ini justru sebaliknya, semakin banyak merampok harta negara, orang bukannya malu malahan dengan senyuman manis dan bangga mempertontonkan jaket oranye yang "dihadiahkan" KPK sebagai "tanda penghargaan".

Perlu Secara Bijak Memaknai Peribahasa 

Contoh: Tidak ada kata "terlambat" untuk berubah?

Dalam beberapa hal, boleh jadi masih dapat digunakan sebagai motivasi diri, yakni kalau sudah terlanjur berbuat kesalahan selalu ada kesempatan untuk berubah. Namun yang bisa berubah adalah diri kita pribadi, yakni bertobat dan tidak akan mengulangi lagi kesalahan yang sama.

Akan tetapi, bukan secara serta merta peluang yang dulu terbuka untuk kita masih tetap ada. Jadi walaupun kita sudah berubah dan sadar bahwa apa yang dulu dilakukan adalah sebuah kesalahan besar, tapi kesempatan belum tentu datang untuk kedua kalinya. 

Ada banyak contoh aktual yang bisa dipelajari tanpa perlu berselancar di google, karena pelajaran ilmu kehidupan itu ada di depan mata kita. Bahkan boleh jadi kita sudah pernah mengalaminya secara pribadi.

Misalnya, kalau bagi muda-mudi yang sedang pacaran, salah satu berbuat kesalahan dan kemudian sadar diri dan menyesali perbuatannya. Tapi ketika ia ingin memperbaiki hubungan dengan mantan pacarnya, ternyata pacarnya sudah menjadi istri orang, bahkan sudah menjadi ibu dari anak-anaknya. Artinya "sudah terlambat" ia menyesali perbuatannya.

It's Now or Never!

Lebih Baik berpedoman pada pesan moral "It's now or never!", sekarang atau tidak akan pernah lagi! Dalam dunia bisnis berlaku patokan "cepat dan tepat" dalam mengambil keputusan. Begitu kita mengatakan "Saya pikir pikir dulu ya," maka ketika akhirnya kita setuju mau membeli ternyata barang tersebut sudah terjual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun