Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menjelajahi Keindahan Stromboli, "Mercusuar" dari Mediterania

7 Agustus 2018   12:57 Diperbarui: 11 Agustus 2018   15:33 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara pribadi, saya cenderung percaya yang kedua, yakni mencegah penuaan dini. Karena secara psikologis, jalan-jalan sambil menikmati indahnya pemandangan alam dan berendam di air yang sejuk akan mengurangi segala beban pikiran.

dok. Tjiptadinata Effendi
dok. Tjiptadinata Effendi
Saatnya Mencoba Masakan Italia

Tanpa terasa sudah 3 minggu saya berada di "negeri Spaghetti" ini. Dan sejak pertama kali menginjakan kaki di sini, saya belum sama sekali menemukan nasi atau Indomie. 

Namun, jikalau diingat-ingat, selama perjalanan, rasanya saya lebih banyak minum dari pada makan. Sebab, suhu udara panas membuat saya cepat haus dan ingin minum terus. 

dok. Tjiptadinata Effendi
dok. Tjiptadinata Effendi
Tentang Istilah "Mercusuar"

Mengenai istilah "Mercusuar", akhirnya saya tahu dari pemandu wisata saat saya berada di kapal. Konon, gunung ini setiap 20 menit menyemburkan api, sehingga dari kejauhan akan tampak seperti mercusuar raksasa yang memberikan petunjuk arah bagi kapal yang berlalu lalang. Hampir selama kurang lebih 2 ribu tahun, gunung tersebut tidak henti-hentinya menyemburkan api dari kawahnya. 

dok. Tjiptadinata Effendi
dok. Tjiptadinata Effendi
Penduduk Beruntung 

Penduduk yang berjumlah kurang dari 500 orang tersebut memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan menyewakan rumah mereka, baik sebagai homestay maupun toko. Namun, bagi yang memiliki modal sedikit, mereka hanya membuka toko suvenir di halaman rumah masing-masing. Selain itu, remaja di sana juga membuka peluang bisnis dengan menjadi pemandu wisata atau membuka jasa sewa perahu. 

Pokoknya keberadaan ketiga pulau ini sebagai destinasi wisata tidak menggeser kehidupan warga yang sejak turun temurun sudah mendiami pulau pulau tersebut. Bahkan mereka berpikir dengan adanya wisatawan yang berkunjung ke sana, itu sudah sebuah berkah bagi mereka dan keluarga. 

Selain itu, di sana seluruh kulit kerang dan aneka ragam cangkang binatang laut tidak ada yang terbuang percuma. Penduduk di sana menjadikan kulit serta cankang sebagai bisnis. Mereka mengubahnya dalam bentuk kalung, gelang dan hiasan pernak-pernik lainnya. Meskipun dijual dengan harga sekitar 1 -2 Euro, tapi mereka tidak merasa khawatir akan rugi, sebab yang berkunjung ke toko untuk membeli barang bisa dikatakan sangat banyak.

dok. Tjiptadinata Effendi
dok. Tjiptadinata Effendi
Gereja Kuno Saint Vincent

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun