Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Biarkan Impian Kita Terkubur

20 Juli 2018   11:15 Diperbarui: 20 Juli 2018   11:26 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: dokumentasi pribadi

Tulisan ini terinspirasi dari pertemuan  saya dengan istri, bersama adik kami yang bersuamikan Sandro, pria Italia serta sepupu kami Mei dan suaminya Aho yang berasal dari Malaysia.  

Pada pertemuan  kemarin, kami merayakan tiga ulang tahun sekaligus dalam waktu bersamaan. Yakni, ultah ke 75 istri saya, ultah pernikahan ke 25  Margaretha dan Sandro,s erta sekaligus ultah pernikahan ke 35 sepupu kami Mei dan Aho. 

Santap malam bersama sekaligus merupakan pesta perpisahan karena kemarin sore sepupu kami dan suaminya sudah harus kembali ke Malaysia. Kami baru menyadari bahwa kami berenam adalah sama sama pernah berprofesi sebagai seorang guru, bahkan Margaretha dan suaminya hingga saat ini masih aktif bertugas sebagai guru di Italia dan sedang dalam liburan musim panas.

foto: dokumentasi pribadi
foto: dokumentasi pribadi
Impian Yang Menjadi Kenyataan

Sejak menjadi guru di tahun 70 an, kami sudah memiliki impian untuk suatu waktu berkunjung ke Italia, tapi hanya kami berdua yang tahu. Karena bila ada orang lain yang mendengarkan, maka mungkin kami dikira sudah sinting. Karena untuk hidup saja sebagai guru, sudah morat marit, malah bermimpi mau ke Italia segala. 

Menghadapi  perjalanan hidup yang mendera lahir batin, tidak mampu mengubur impian kami berdua. Kami yakin, suatu waktu impian kami akan menjadi kenyataan. Kapan? Sungguh pada waktu itu, saya tidak mampu menjawabnya.

Where There is a will, there is a way

Falsafah hidup yang sudah tertanam dalam di hati adalah "Dimana ada kemauan, pasti disana akan ada jalan" Tentu harus diikuti dengan kerja keras dan pantang menyerah. Tapi menekuni falsafah hidup ini ternyata sungguh tidak semudah mengucapkannya. 

Entah berapa puluh kali, celah yang kami kira adalah jalan menuju ke impian, ternyata justru adalah lubang yang menyebabkan hidup kami semakin terperosok. Tapi kehidupan harus terus berlanjut, karena ilmu kehidupan mengajarkan bahwa meratapi nasib tak akan mengubah apapun bahkan hanya akan memperburuk keadaan.

Hidup adalah sebuah perjalanan panjang dan kami bersyukur, akhirnya kami tiga pasang suami istri yang sama sama pernah mengeluti pekerjaan sebagai pengajar dan pendidik, kemarin secara bersamaan tiba digaris finish, yakni mencapai impian kami bersama, yakni  untuk bisa bersama sama  berjumpa di Italia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun