Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Miskin Harta namun Kaya Prestasi

13 Juli 2018   09:41 Diperbarui: 13 Juli 2018   09:47 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket. foto: Lalu Muhammad Zohri ditengah: kompas.com

Orang tidak hanya dapat terbelenggu oleh rantai dan juga tidak hanya dikurung dibalik jeruji besi, entah karena kesalahan yang telah diperbuatnya ataupun karena sebab sebab lainnya. Karena sesungguhnya ada jauh lebih banyak orang yang secara tanpa sadar telah membiarkan dirinya terbelenggu oleh cara berpikir yang tidak tepat.

ket. foto: bagian dalam rumah Muhammad zohri/tribunnews.
ket. foto: bagian dalam rumah Muhammad zohri/tribunnews.
Antara lain bahwa:
  1. dalam kondisi ekonomi yang morat marit, mustahil dapat meraih prestasi
  2. bahwa kesuksesan hanyalah milik orang orang berduit

Sesungguhnya ada banyak contoh contoh hidup yang dapat dijadikan pelajaran bagi kita semuanya, namun pada umumnya orang yang sudah terbelenggu pikirannya sudah  tidak lagi antusias untuk belajar sesuatu di luar dirinya, di luar kehidupan pribadinya.

gambar: kompas.com
gambar: kompas.com
Contoh Nyata:

Tentang kesuksesan berhasil diraih oleh pemuda bernama Lalu Muhammad Zohri ini  yang menjadi Juara Lomba Lari 100 meter pada Kejuaraan Dunia Atletik di Finlandia sudah menjadi viral di berbagai media sosial. sehingga tidak perlu lagi mengulang kisah yang sama. 

Pada intinya prestasi yang dicapai oleh Muhammad Zohri,bukan hanya kebanggaan bagi diri dan keluarganya saja,melainkan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, seperti sambutan yang telah diberikan oleh Presiden R.I. Joko Widodo.

Yang lebih membuat rasa kagum kita bukan hanya prestasinya dibidang olah raga,tetapi bagaimana ia menjalani hidup dalam kesehariannya. Ternyata pria ini tinggal dirumah gubuk bersama kakak perempuannya. Dinding rumahnya hanya dibatasi oleh tepas yang masih memiliki celah. Untuk menutupi celah itu halaman koran ditempel di dinding yang bolong. Kerja sebagai nelayan dan juga kerja secara serabutan untuk dapat membiayai hidupnya. Bahkan menurut kakak perempuannya, sebelum berangkat ke Jakarta, Muhammad minta uang sebanyak 400 ribu rupiah untuk membeli sepatu olah raga, namun ia hanya mampu memberikan seadanya. 

Kisah sederhana ini memang tidak hal yang bersifat spektakuler. Tapi bisa jadi pelajaran hidup yang sangat berharga bagi jutaan kaum muda yang pikirannya masih terbelenggu bahwa prestasi itu hanya untuk orang orang yang terlahir dalam keluarga berkecukupan

foto: kompas.com
foto: kompas.com
Satu Contoh Lagi

Nanda Telambanua  -7 Kali Juara Dunia Dan 10 Kali Pecahkan Rekor Dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun