Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menulis Melawan Pikun, Bukan Hanya Slogan Kosong

22 April 2018   07:40 Diperbarui: 22 April 2018   16:57 2125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: paredro.com

Ada begitu banyak alasan orang untuk menulis. Ada yang menulis hanya karena hobi, ada juga yang menulis karena profesinya.  Dan ada juga yang menulis untuk mencegah kepikunan. Atau boleh jadi ada orang menulis karena ketiganya, yakni karena hobi, profesi dan sekaligus melawan lupa.

Seorang pembaca belum tentu juga penulis, tapi seorang penulis sudah pasti seorang pembaca. Maka dengan membaca dan menulis, baik secara sadar ataupun tidak, sudah melatih mengunakan dan mengaktifkan sel sel otaknya untuk bekerja.

Berpikir apa saja yang sudah ditulis dan mencoba menghubungkan berbagai kejadian, serta merefleksikan dengan kehidupan pribadi. Dengan jalan ini, sel-sel otak selalu diajak untuk berperan aktif dan menjauhkan diri dari sifat lupa.

Pernah Geger Otak dan Mengalami Demensia

Sebagai orang yang pernah merasakan bagaimana tersiksanya menjadi orang pelupa, saya mengharuskan diri untuk menulis setiap hari. Karena hidup dalam ingatan yang "eror" sungguh terasa amat sangat menyakitkan.

Bayangkan, mau mengambil uang sendiri di bank, ditolak, karena berkali-kali diminta untuk menuliskan tanda tangan tidak ada satu pun yang sama.

Tidak fokus pada pembicaraan, sehingga saya sempat mengisolasi diri selama lebih dari satu tahun lantaran malu bertemu dan berinteraksi dengan teman-teman. Penyebab utamanya: pembicaraan yang tidak nyambung.

Bersyukur, saya bisa sembuh dan sejak saat itu saya bertekad untuk menjaga dan mengawal diri agar jangan lagi pernah menjadi pikun.

Menulis Di Blog Lebih Terarah dan Tertata

Menulis bisa di mana saja, apapun medianya, yang mungkin kini sudah langka dilakukan orang. Namun pilihan yang lebih tepat adalah menulis di blog. Karena menulis di Facebook, bersifat: "suka-suka gue", sehingga tulisan kita terbiasa amburadul dan semau-maunya.

Sedangkan menulis di blog, ada aturan mainnya, harus ditaati. Dibaca dan dinilai oleh admin, serta diberi nilai dengan Highlight atau Headline juga dibaca oleh  orang banyak yang (bisa) menjadi "guru" bagi kita. Misal, mengingatkan bila mana tulisan kita salah arah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun