Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Abaikan Rambu Lalu Lintas Kehidupan

17 April 2018   09:08 Diperbarui: 17 April 2018   14:16 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Hampir tiada hari yang absen dari berbagai tulisan yang berisi sindiran dan olok olokan. Mulai dari yang sindiran sehalus kain sutera, hingga olok olokan yang membuat kita merinding. Padahal sosok yang dulu dijagokan dan ditokohkan, bahkan yang digadang gadang menjadi salah satu calon presiden dari negeri ini, ternyata belakangan ini, justru menjadi sumber humor negatif. Salah siapa ?

Penyebab Utama Adalah Orang Lupa Diri

Orang tidak hanya bisa mabuk karena menegak miras oplosan ataupun minum wine berkualitas tinggi, tapi juga bisa mabuk kepayang karena saking banyaknya puja puji yang mewarnai hidupnya. Sehingga terobsesi dan terbelenggu oleh rasa tetap ingin mendapatkan panggung yang dulu dimiliki. Hasrat hati yang mengebu gebu,untuk tetap berada diatas panggung, dapat membuat orang mabuk dan lupa diri.

Lupa bahwa :

  • ada waktunya orang naik keatas panggung dan menjadi pusat perhatian
  • ada waktunya orang harus turun ,karena sudah tiba giliran orang lain yang naik
  • akan tiba waktunya orang harus mengundurkan diri
  • ada waktunya,bahwa Silent is Gold

Akibat Lupa Diri

Kalau diibaratkan hidup ini sebagai orang yang mengemudikan kendaraan di jalan raya,maka ketika lampu pengatur lalu lintas berwarna hijau,maka petanda bahwa kita harus maju terus. Karena kalau berhenti ,justru akan mendatangkan bahaya bukan hanya bagi diri dan penumpang di kendaraan yan dikemudikan, tapi juga dapat membahayakan pengguna jalan raya lainnya.

Ketika lampu traffic light berwarna kuning,petanda bahwa kita sudah harus bersiap siap untuk berhenti ,karena sesaat lagi lampu merah akan menyala. Dan ketika lampu merah menyala, kaki kita sudah harus menginjak rem dan berhenti secara total. Memberikan kesempatan kepada orang lain,untuk menggunakan jalur berlalu lintas.

Analogi sederhana ini, sesungguhnya dapat dijadikan  pedoman dalam menjalani kehidupan. Ada kalanya kita harus maju terus,tapi ketika ada tanda tanda bahwa lampu kuning sudah menyala,maka seharusnya kita sadar diri dan mulai menginjak rem, serta bersiap siap untuk berhenti.

Bila hal ini diabaikan, maka terjadilah berbagai kemungkinan yang terburuk,yang merusak diri sendiri dan juga merugikan orang lain,akibat kita tidak mau mentaati rambu rambu kehidupan.

Kita semua sudah mengerti dan memahami bahwa hidup itu adalah sebuah proses pembelajaran diri tanpa akhir. Mengapa tidak kita aplikasikan dalam kehidupan kita? 

Hanya sebuah renungan kecil dimusim gugur

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun