Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Daripada Merecoki Urusan Orang, Sebaiknya Urus Keluarga Sendiri

31 Maret 2018   08:51 Diperbarui: 31 Maret 2018   09:12 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: https://depositphotos.com

Selamatkanlah Diri Kita, Sebelum Menyelamatkan Orang Lain

Didunia ini,rasanya tidak ada satu keluargapun yang sempurna dalam segala hal. Memiliki anak anak yang peduli kepada kita sebagai orang tua,hingga mereka dewasa dan memiliki keluarga masing masing,tentu merupakan hal yang sangat patut disyukuri. Karena hal yang merupakan sesuatu yang sangat mendasar dalam hubungan antara anak anak dan orang tua,dizaman yang katanya era :"Zaman Now" ini sudah merupakan suatu hal yang langka.

Akan tetapi ,kalau kita mau berbicara jujur dan tentu seharusnya  jujur,bahwa keluarga kita masih jauh dapat disebut sempurna. Baik dalam hal kemapanan dalam ekonomi,maupun dalam kehidupan pribadi,termasuk kekurangan yang ada pada diri kita dan pasangan hidup kita. Karena itu,kalau kehidupan berkeluarga boleh dianalogikan sebagai sebuah perahu,maka ketika perahu kita masih mengalami kebocoran disana sini,mengapa kita tidak fokus mengurus dan membenahi perahu kita,malah mengurus perahu keluarga orang lain?

Hal ini tentu bukan bermaksud menjadikan kita manusia yang egois ,yang bersikap apatis terhadap penderitaan orang lain,melainkan sesuai dengan hukum alam,:"Selamatkanlah terlebih dulu diri anda,sebelum menolong yang lainnya" Karena orang yang dirinya sendiri hampir tenggelam,mustahil dapat diharapkan  akan dapat menyelamatkan orang lain 

Banyak Hal Yang Perlu Dibenahi Dalam Kehidupan Pribadi Kita

  • Mungkin saking sibuknya kita dalam berpacu mengais rezeki,sehingga tidak sempat memperhatikan keluarga dan kerabat yang sakit
  • Saking terobsesinya diri ,mencari popularitas diri,sehingga  yang jauh menjadi dekat,sedangkan keluarga dekat menjadi jauh
  • Sibuknya ikut mengurusi masalah politik,sehingga tega putus hubungan dengan sahabat baik
  • Terbius oleh kesuksesan semu,yang membuat kita lupa diri dan lupa memanfaatkan momentum bersama keluarga
  • Demi mengejar popularitas diri dalam menulis,tega mengenyampingkan kesempatan berekreasi bersama keluarga
  • Terpana oleh puja puji orang terhadap diri,sehingga kerabat datang dirumah ,tidak lagi dilayani semestinya
  • Daftar ini,silakan diperpanjang sesuai dengan kekurangan diri kita

Akibat Merecoki Urusan Orang Lain

Dulu tetangga kami ,terkenal  sebagai :"radio lutut" ,yakni "gelar" yang diberikan kepada orang yang suka usil mengossipkan rumah tangga orang lain. Bagi dirinya,dapat menemukan kesalahan orang lain,sungguh menghadirkan kepuasan tersendiri. Entah karena mengalami gangguan kejiwaan atau entah apapun sebabnya,namun itulah yang terjadi. 

Misalnya menggosipkan anak tetangga yang hamil sebelum nikah. Tapi tiba tiba heboh sekampung,karena putrinya ,yang baru duduk dikelas 1 SMP ternyata hamil ,tanpa tahu siapa yang menghamilinya. Dan hal tersebut ,menjadi pelajaran teramat pahit dalam hidupnya. Saking malu terhadap tetangga,kemudian ibu rumah tangga yang terkenal sebagai tukang gosip tersebut pindah ke kota lain.

Pelajaran Dari Ilmu Kehidupan

Nah,kalau kita sudah memahami,bahwa ada begitu banyak kekurangan yang terdapat dalam diri kita ,yang penting untuk sesegera mungkin dibenahi atau diperbaiki,belum lagi kekurangan yang terjadi pada diri anak cucu kita,mengapa kita harus membuang  waktu untuk usil mengurusi urusan keluarga orang lain?

Biarlah masing masing orang mengurus dan membenahi urusannya masing masing. Karena setiap orang bertanggung jawab terhadap hidup yang dijalaninya. Kita tidak bertanggung jawab untuk apa yang terjadi dalam keluarga tetangga kita. Apakah mereka hidup harmonis atau tidak atau apakah mereka menjalani ibadah mereka tidak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun