Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Biarkan Pasangan Hidup Terjerat Fatamorgana

27 Maret 2018   09:51 Diperbarui: 27 Maret 2018   10:10 1594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi :mandirisejakmuda.blogspot.com

Secara phisik, fatamorgana bisa terjadi ,bila seseorang tersasar di padang pasir dan kehausan. Menurunnya daya daya hidup,diakibatkan oleh kelelahan phisik yang berlebihan,dapat memicu munculnya fatamorgana. Seolah olah di depan kita ,ada mata air yang jernih.Sehingga kita terobesi untuk menemukannya. Namun ketika tiba disana,ternyata yang ditemukan hanyalah pasir gersang semata mata.

Saya pernah alami ketika kesasar selama berjam jam di Pinnacles Desert, sebuah padang pasir  yang berlokasi di National Nambung Park, Western Australia. Gurun pasir ini berjarak lebih kurang 250 Km dari kota Perth .Ketika senja tiba dan kami merencanakan untuk kembali, ternyata baru tahu bahwa tak ada penunjuk sama sekali untuk jalan keluar.

Mungkin karena sudah berjam jam, tidak menemukan jalan keluar, maka keponakan saya, justru mengarahkan kendaraan semakin jauh dari jalan keluar, karena ia melihat seolah disana ada jalan keluar.

Ternyata yang tampak hanyalah fatamorgana.Tidak ada jalan keluar, bahkan semakin jauh tersesat kedalam gurun pasir. Saya sarankan agar ia memutar balik kendaraan yang mengikuti jalan bekas dari roda kendaraan yang ada di tanah, syukur ia mau mendengarkan saran saya dan kami selamat kembali kerumah.

Fatamorgana Dalam Perjalanan Hidup

Orang tidak hanya bisa tersasar di padang pasir,tapi juga bisa tersasar di tempat yang ramai .Begitu juga  ,fatamorgana tidak hanya bisa dialami ketika berada di padang pasir,tapi juga ketika menghadapi pejalanan hidup yang berlika liku. Kelelahan phisik dan mental ,menyebabkan goyahnya pertahanan seseorang .Sehingga dengan  mudah terperosok dalam fatamorgana kehidupan. 

Bedanya,bila berada di padang pasir yang luas,penyebabnya adalah kondisi dan situasi dari luar diri kita.Sebaliknya,dalam bidang kehidupan lainnya,justru fatamorgana ini,berasal dari dalam diri kita,yang disebutkan sebagai halusinasi.

Halusinasi terjadi dalam kondisi seseorang dalam keadaan yang tidak stabil, baik jiwanya maupun raganya. Penderitaan yang berlarut ataupun kehausan akan kasih sayang dapat menyebabkan orang mengalami halusinasi berulang kali. Bahkan terkadang begitu mendalamnya halusinasi merasuk kedalam jiwanya, maka tak jarang orang sungguh sungguh percaya bahwa apa yang dilihatnya adalah nyata. Padahal sesungguhnya yang dilihatnya dan dirasakannya hanya sebuah bayangan atau gambaran semu.

Bila kondisi ini dianalogikan dengan seseorang yang hampir tenggelam,maka ia akan meraih apapun yang ada disekitarnya.Dengan berharap akan dapat menyelamatkan dirinya. Namun  ,ternyata seringkali, apa yang dianggapnya sebagai pegangan yang dapat menyelamatkan ,justru semakin menenggelamkannya.

Kondisi Yang Sangat Rentan Terhadap Godaan

Dalam kondisi jiwa yang labil,menyebabkan orang menjadi sangat rentan,terhadap berbagai godaan. Karena itu,seringkali kita kaget mendengarkan,bahwa keluarga yang selama ini dikenal sebagai orang baik baik.tiba tiba brantakan ,akibat salah seorang dari pasangan hidup tergoda oleh pria atau wanita lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun