Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lidia Thorpe, Wanita Aborigin Pertama di Parlemen Victoria

20 Januari 2018   08:33 Diperbarui: 20 Januari 2018   12:15 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Australia secara resmi sudah menyampaikan permohonan maaf secara resmi kepada penduduk asli Aborigin,atas terjadinya  petaka "lost generation" yang diakui ,sebagai kekeliruan pemerintah dimasa lalu.Untuk ini,telah membutuhkan waktu yang teramat panjang.Karena pemerintah Australia,dibawah PM J.Howard,menegaskan,bahwa hal tersebut bukan kesalahan pemerintah Australia diera kepemimpinannya.Melainkan kesalahan yang dilakukan oleh pemerintah Australia,terdahulu. 

Akhirnya,setelah gunjang ganjing pro dan kontra,tentang perlu tidaknya pemerintah minta maaaf,akhirnya, permohohan maaf  ini disampaikan  secara terbuka oleh PM Kevin Rudd,pada tanggal 13 Februay,2008,didepan para anggota Parlemen Australia dan warga Aborigin di Canberra. Hal ini telah diliput oleh berbagai stasiun televisi dan menjadi viral di dunia.yang umumnya. memuji bahwa pemerintah Australia,telah melangkah maju dengan berani mengakui kesalahan masa lalu.

Namun ,ternyata permintaan maaf tersebut belum dapat memuaskan hati semua orang,terutama dari sebagian warga Aborigin. Hal ini disampaikan oleh wanita Aborigin  pertama yang menjadi anggota Parlemen Victoria. Yang memberikan komentar yang keras tentang  perayaan Australia Day yang jatuh pada tanggal, 26 Januari 

.Wanita yang bernama Lidia Thorpe ini, meminta ,agar pada tanggal 26 Januari,bertepatan dengan Australia Day, bendera di kibarkan setengah tiang.Untuk mengakui tentang kejahatan yang pernah dilakukan pemerintah Australia dimasa lalu,terhadap orang orang Aborigin.

Walaupun mendapatkan reaksi keras dari sekelompok orang,berupa ancaman terhadap dirinya,namun wanita ini ,menyatakan tidak akan mundur dari tuntutannya

Catatan Penulis:

Peristiwa diatas ,memang tidak ada hubungannya secara langsung dengan Indonesia.Namun,mungkin ada hal hal yang dapat menjadi masukan bagi pemerintah Indonesia,bahwa dibawah pemerintahan yang lalu,pernah juga terjadi pembiaran ,yang mengakibatkan tewasnya ribuan  orang tidak berdosa dan telah mencerai beraikan ribuan keluarga,Hanya sebuah renungan kecil,dipagi ini

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun