Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kita Tidak Mungkin Menyukai Semua Orang

25 November 2017   07:54 Diperbarui: 25 November 2017   09:27 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seribu teman masih terlalu sedikit,satu orang musuh sudah terlalu banyak/bersama teman teman dikota Malang

Tetapi Kita Bisa Tidak Memusuhi

Setekun apapun ibadah yang ditekuni dan sedalam apapun ilmu agama yang dikuasai dan didalami,kalau mau jujur,kita tidak mungkin menyukai semua orang. Belum tentu salahnya orang lain,namun ada banyak faktor yang dapat menciptakan rasa tidak suka akan seseorang. Tetangga yang selalu membuka volume radio  atau tv nya secara maksimal,sehingga kita merasa amat terganggu,sudah jelas tidak termasuk tipe orang yang kita sukai.Teman sekerja,yang selalu sinis terhadap diri kita,bisakah kita menyukainya? Atau ada yang minjam uang kepada kita,namun kemudian lupa mengembalikannya dan lupa juga bahwa ia pernah berutang pada kita,gimana? Bisakah kita menyukai tipe orang seperti itu?

Yang Bisa Kita Lakukan

Bayangkan seandainya,kita memusuhi semua orang yang tidak disukai,bisa dibayangkan berapa ribu orang akan menjadi musuh kita? Tapi ada jalan tengah,yang dapat kita lakukan,adalah jangan memusuhi mereka. Karena mungkin saja,mereka memiliki alasan tersendiri,,yang tidak kita pahami.

Mencoba memahami orang lain,sangat sulit diterapkan.Karena rasa tidak suka atau rasa tidak senang sudah mendominasi pikiran dan hati kita.Sehingga ,segala sesuatu yang ada hubungannya dengan sosok yang tidak disukai,sudah diwarnai oleh warna abu abu.

Hidup Tanpa Musuh Adalah Sebuah Kebebasan

Hidup tanpa musuh,sungguh merupakan kebebasan sejati. Orang bisa saja bebas secara phisik untuk berpergian kemana saja kakinya melangkah atau kemana saja mobilnya meluncur,akan tetapi sesungguhnya,orang yang menyimpan kemarahan dan kebencian,adalah orang yang membelenggu dirinya sendiri,dengan rantai yang tidak kasat mata.

Kemanapun ia pergi,pikiran dan hati ,tidak akan merasa tenang dan damai. Bahkan orang bisa merasa kesepian ditempat yang ramai,karena hatinya terasa hampa.Karena merasa dikelilingi oleh :"musuh musuh"nya..Hidup tanpa musuh kita dapat menikmat hidup secara maksimal.

Hidup Cuma Sekali

Hidup kita Cuma sekali saja,mengapa kita biarkan belenggu mengikat pikiran dan hati kita? Rasa tidak suka adalah manusiawi,namun jangan biarkan  larut menjadi kebencian dan permusuhan. Hidup itu sesungguhnya sangat indah,mengapa harus dirusakkan dengan rasa permusuhan? Sebagaimana kita tidak menyukai seseorang,hal ini berlaku juga atas diri kita.Mungkin kita merasa diri kita sudah sangat santun dan baik,tapi boleh jadi bagi orang lain,kita itu dianggap pamer kebaikan dan menciptakan rasa tidak senang akan diri kita. Karena yang baik dan bagus bagi kita,mungkin saja terlihat buruk dimata orang lain. Maka jalan terbaik adalah menyukuri hari hari kita dan menjalani hidup tentram dan damai.Tanpa permusuhan dan jauh dari kebencian dan irihati

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun