Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mendidik Warga Merasa Memiliki

16 Oktober 2017   21:26 Diperbarui: 16 Oktober 2017   21:40 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Jembatan Kayu tampak apik dan rapi di Ocean Reef

Walaupun Sepi Pengunjung,Lokasi Objek Wisata Tetap Terjaga Bersih


Sudah sejak beberapa bulan ini,kami menetap di daerah wisata . Hanya dengan berjalan kaki sekitar 200 meteran, kami sudah tiba di pantai Burns Beach. Namun karena belakangan ini seringkali badai maka untuk sementara kami mengganti rute olah raga jalan pagi kami. Tidak lagi mengarah ke pantai,karena sangat sulit berjalan melawan angin kencang. Tadi sore kami mengunjungi Ocean Reef,yang juga merupakan daerah wisata laut,yang hanya berjarak 3 menit berkendara dari Burns Beach.


Begitu turun dari kendaraan, sudah disambut angin badai. Mau melangkah saja,rasanya sangat berat. Karena itu tidak mengherankan,pantai ini sepi dari pengujung. Namun yang mengagumkan,kendati sepi pengunjung,lokasi ini tetap tampak apik dan bersih. Tak tampak sampah berserakkan dan tidak ada botol ataupun kaleng kaleng bekas minuman. Perahu motor yang biasanya dimanfaatkan oleh pemiliknya,tampak parkir di darat .Dan tak tampak satupun perahu motor yang melaut.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Jembatan Panjang Yang Sekaligus Merupakan Dermaga Perahu Motor

Ada jembatan kayu yang menjorok hingga kelaut,tampak kokoh dan apik.Jembatan ini,selain dari dimanfaatkan oleh pengunjung,untuk mengabadikan pemandangan disana,sekaligus berfungsi sebagai dermaga bagi perahu motor. Ternyata berkunjung ke lokasi wisata,yang sepi pengujung,telah menciptakan rasa enggan untuk berlama lama disana.Satu lagi bukti bahwa manusia itu adalah makluk sosial,yang tidak mungkin bisa hidup terisolasi.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Sarana Lebih Dari Cukup ,Tapi Sepi

Hal ini bukanlah pertama kalinya kami temukan,bahwa sarana untuk ruang publik sangat banyak dan lengkap disini,namun banyak yang sepi pengunjung.Walaupun sudah memasukkoi Musim Semi,namun  hingga hari ini cuaca tetap saja tidak menentu. Karena itu warga disini,lebih suka menghabiskan weekend dan hari hari libur mereka di restoran atau menonton pertunjukkan.Pada waktu weekend dan hari libur,warga disini amat jarang yang tinggal dirumah. Biasanya,kalau tidak kepantai ,ya menghabiskan waktu bersama keluarga di berbagai restoran

Disetiap Ruang Publik Selalu Ada Tungku Masak

Disetiap taman umum,selalu ada fasilitas berupa tungku masak gas dan air minum ,yang disediakan pemerintah setempat secara gratis. Dengan catatan ,setelah menggunakan fasilitas ini,harus dibersihkan lagi,agar yang menggunakannya belakangan ,menemukannyaq dalam keadaan bersih.

sam-4842-jpg-59e4c188f3d9e55b364a2132.jpg
sam-4842-jpg-59e4c188f3d9e55b364a2132.jpg
Mendidik warga agar merasa ikut memiliki segala fasilitas yang disediakan,memang tidaklah mudah. Karena perlu kesadaran dan sikap mental yang peduli untuk kepentingan bersama

Semoga kelak di negeri kita,juga bisa seperti ini. 


Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun