Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menata Hati dan Pikiran

9 Oktober 2017   21:37 Diperbarui: 9 Oktober 2017   21:42 4568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Menata Hati ,Jauh Lebih Sulit Ketimbang Menata Pembukuan

Menata pembukuan perusahaan terasa sangat rumit.Banyak hal hal yang dalam kehidupan di anggap sepele dan diabaikan,tapi di pembukuan,satu rupiah juga harus dibukukan. Kalau ada yang tidak klop,berarti pembukuan tidak beres. Terkadang untuk mencari tahu,dimana kesalahannya,sehingga uang masuk dan bon bon pengeluaran,bisa dicocokkan butuh waktu hingga berhari hari.

Menata Hati Jauh Lebih Rumit

Menata hati jauh lebih rumit dan complited dibandingkan dengan menata pembukuan .Karena ada pertimbangan hati dan sekaligus analisa dari pikiran ,yang bisa jadi tidak selaras dengan kata hati atau sebaliknya.

Menata hati merembet kepada begitu banyak hal:

  • masalah pribadi
  • masalah rumah tangga
  • masalah pertemanan
  • masalah sosial
  • masalah ekonomi keluarga

Semuanya berbaur bagaikan benang kusut ,yang harus diuraikan dan dibenahi.  Karena bilamana dibiarkan terbengkalai dalam kondisi kusut,maka kita tidak mungkin dapat melalui hari hari kita dengan  damai. Kusutnya suasana hati ,akan menyebabkan pikiran kita secara otomatis akan ikut bergalau. Suasana hati yang tidak tenang dan pikiran yang kacau akan tertuang dalam ucapan dan prilaku kita.

Jalan Terbaik Untuk Menata Hati

yang namanya hidup ,selalu akan ada masalah.Seperti kata pribahasa :"Life is a problem.No Problem,means life is ended".Hidup adalah sebuah masalah.Bila tidak ada lagi masalah,berarti hidup sudah selesai . Terkadang hidup begitu mulus dan indah.serasa bagaikan berada di Taman Firdaus,tapi tidak jarang hidup terasa sangat pahit dan getir. Masalah yang satu belum selesai diuraikan,masalah lain sudah tiba ,menumpuk numpuk.Disaat saat seperti inilah mental kita diuji. Dan kita harus lulus ujian hidup. Karena dalam hidup tidak ada ujian susulan. Jalan terbaik adalah berdamai dengan diri sendiri. Berdamai dengan diri sendiri,berarti siap menerima sesuatu yang terjadi ,yang sangat berbeda dengan apa yang diharapkan ". Hoping for the best ,but ready for the worst"Mudah diucapkan dan sangat indah kedengarannya,namun sangat sulit mengaplikasikannya dalam kehidupan. Hidup adalah sebuah perjuangan dan kita harus memenangkannya!

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun