Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Pernah Menyebut : "Tukang Cilok" di Kota Padang

29 Agustus 2017   22:37 Diperbarui: 31 Agustus 2017   06:53 18337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: www.plus.kapanlagi.com

Di Padang Jangan Sebut Tukang Cilok

Siapa tahu, suatu waktu berkesempatan berkunjung ke kota Padang,jangan pernah sebut istilah : "Tukang Cilok" Apalagi sampai mengatakan :" Penghasilan saya sebagai Tukang Cilok, sebulan bisa mencapai jutaan rupiah. Percayalah semua orang akan menengok diri kita dengan padangan mata berang.

Bisa bisa dikeroyok orang,kalau menyebutnya di pasar atau ditempat yang ramai. Karena Tukang Cilok di Padang artinya : "Pencuri -Pancilok" dan bukan hanya di kota Padang saja,melainkan diseluruh Sumatera Barat,orang tahu Tukang Cilok itu adalah maling, Hanya orang yang sering berpergian ke Jawa barat saja yang memahami,bahwa Tukang Cilok, dimaksudkan adalah penjual makanan.

Memang perbedaan bahasa,maupun dialeg seringkali membuat orang salah sangka. Kalau sekedar menyebabkan orang tertawa,tentu tidak menjadi masalah. Tapi kalau sampai mempermalukan orang lain atau malah mempermalukan diri sendiri,tentu bukanlah hal yang kita inginkan. Makannya perlu banyak membaca, agar mengetahui kata kata yang mungkin saja dalam bahasa daerah kita adalah sopan tapi bagi daerah lain bisa jadi berarti makian atau kata kata kotor.

Perlu Banyak Membaca

Tentu tidak mungkin kita mempelajari seluruh bahasa di dunia ini,tapi setidaknya dengan banyak membaca,maka semakin sedikiti peluang untuk kita salah ucap ditempat yang tidak pas. Teman sekelas kursus bahasa Inggeris yang merupakan fasilitas bagi para pendatang di Australia,yang kebetulan bernama Titi Said.

Berasal dari Sumatera Barat juga. Pada suatu hari,ada yang memanggil  namanya di dalam kelas  : "Titi...titi..." Tiba tiba guru  bahasa Inggeris ,yang berasal dari Philipina tampak berang dan berkata : "Shut up" Tentu saja seluruh yang hadir dikelas jadi tercengang, Karena tidak biasanya Mrs.Diana berang seperti itu. Baru setelah dijelaskan oleh Diana,bahwa :"titi" itu dalam bahasa Philipina adalah (maaf) kemaluan laki laki.Sejak saat itu ia mengubah namanya menjadi :"Titin"

Tulisan ini bukan untuk bercanda atau menulis humor, melainkan untuk sekedar mengingatkan. Karena tidak jarang hal yang tampak sepele, bisa menjadi penyebab rusaknya hubungan baik.

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun