Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kalau Bisa Beli Mengapa Ambil yang Gratis?

20 Agustus 2017   23:00 Diperbarui: 21 Agustus 2017   11:26 1361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mau Terapkan Hidup Berbagi Ternyata Tidak Mudah

Saya pernah menuliskan,bahwa ada beberapa orang voluntir yang ingin hendak berbuat baik,yakni mendirikan dapur umum.Siapapun boleh datang dan ikut makan.Tidak ada kewajjiban untuk mendaftar,serta tidak perlu  menunjukkan identitas diri.Karena memang tujuan satu satunya adalah untuk mengaplikasikan hidup berbagi. 

Hal ini terjadi di Hill Street.di Kota Wollongong New South Wales.Akan tetapi niat baik ini terpaksa kandas setelah 3 hari,hanya 1 atau 2 orang saja yang datang memenuhi undangan makan dari mereka.Sehingga kerja keras dan susah payah mereka untuk menyediakan makanan untuk puluhan orang,akhirnya terpaksa dibawah pulang oleh para relawan. Hal ini disebabkan ,karena rata rata orang disini sudah tertanam dalam batinnya ,bahwa : "kalau bisa beli,mengapa harus ambil yang gratis? Biarlah orang lain yang lebih membutuhkan mengambilnya"

Ternyata Terjadi Juga di Western Australia
Ternyata Terjadi Juga di Western Australia
Ketika kami berbelanja, ke Morly Market, begitu masuk kedalam super markelnya yang sangat luas,pandangan mata tertuju pada tulisan :" Untuk anak anak,silakan makan buahan ini dengan gratis" .Ternyata buahan segar yang terdiri dari buah aple, Pier dan jeruk,tidak ada yang menyentuhnya.Walaupun cukup banyak anak anak yang ikut berbelanja bersama orang tua mereka

Ada Roti Gratis

Tadi pagi selesai beribadah,dimeja belakang di sediakan roti yang masih baru dan tampak menarik. Ada tulisan dengan huruf mencolok:"FREE BREAD". Tapi hingga selesai ibadah ,roti gratis masih utuh disana. Ternyata falsafah hidup:'Kalau bisa beli,mengapa ambil yang gratis,sungguh sungguh sudah mendarah daging bari penduduk disini"

sumber berita dan gambar: australianplus
sumber berita dan gambar: australianplus
Sumbangan Paskah Rp.170 Miliar Untuk Anak Anak

Perayaan Paskah di Australia.2 tahun lalu, diawali dengan penyelenggaraan ritual keagamaan, seperti Minggu Palma dan Jumat Agung. Kemudian disusul dengan pengumpulan dana, melalui berbagai komunitas sosial, untuk membantu warga yang berada dalam kekurangan. Terutama ditujukan kepada para pengungsi yang masih belum menempati rumah yang permanen.

Menurut Australian Plus, dalam waktu sehari pada"Good Friday Appeal" atau Jumat Agung, kemarin tanggal 03 April, 2015, Melbourne -- Victoria, berhasil mengumpulkansumbangan sebesar 170 juta dollar atau setara dengan lebih dari Rp.170 miliar. Seluruh jumlah sumbangan tersebut akan digunakan sepenuhnya untuk membantu anak anak, melalui Rumah Sakit anak anak ,yang bernama Royal's Children Hospital, berlokasi di kota Melbourne.

Meski penggalangan dana dilakukan bertepatan dengan perayaan Paskah Jumat Agung, tetapi acara ini terlepas dari agama, kelompok politik, dan komunitas tertentu.Komunitas warga Cina, Vietnam, India ikut menyumbang kegiatan ini.Bahkan Komunitas Agama yang ikut menyumbang adalah :komunitas Muslim dan Buddha

Inilah sepotong gambaran dari negara yang sudah maju dalam hal ekoniminya dan sekaligus sudah maju dalam cara berpikir dan kedewasaan sikap mental.

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun