Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hindari Diri Terbuai Aksesori Kehidupan

6 Agustus 2017   07:30 Diperbarui: 6 Agustus 2017   17:58 1585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
family is the first- keluarga adalah prioritas utama dan pertama/dokumentasi pribadi

Kata aksesori mengacu pada pengertian "melengkapi". Semisalnya, pria mengenakan dasi yang serasi dengan warna jasnya,untuk mendukung penampilannya. Agar tampak elegan dan keren. Sementara wanita menggunakan syal, tas branded, kalung berlian dan seterusnya agar tampil lebih anggun dan cantik. Akan tetapi terlepas dari semua yang berhubungan dengan aksesori atau sering juga disebutkan sebagai aksesoris yang utama dan pertama tama menjadi perhatian adalah diri kita sendiri. 

Kalau tampang kusut, rambut awut awutan ,belum lagi mungkin sudah seminggu nggak mandi.Maka walaupun pakai parfum mahal dan tubuh bagaikan toko berjalan,tidak akan membantu penampilan.Kedengarannya lucu,tapi kita dapat menyaksikan hal ini ada dimana mana.

Di Bagian Lain Kehidupan

Begitu juga dibagian lain kehidupan terdapat beraneka ragam "aksesori hidup", misalnya popularitas dalam komunitas. Keterampilan di berbagai bidang sehingga dikagumi dan disanjung orang dimana-mana. Selama dalam konteks hal hal yang positif tentu saja patut disyukuri.Karena tidak banyak orang yang dapat mencapai hingga ke taraf hidup seperti itu.

Banyak orang yang tenggelam dalam kesibukan mengais rejeki ,demi untuk menghidupi diri sendiri,maupun keluarga,sehingga tidak sempat memikirkan hal hal tersebut. Sehingga jangankan disanjung orang dikenalpun tidak. Karena dalam hidupnya sama sekali tidak pernah berbuat sesuatu yang dapat membuat orang kagum dan tertarik pada apa yang dilakukannya. 

Seperti orang mengenakan kacamata kuda yang ada dalam pikiran tipe orang seperti ini adalah " Yang penting saya bisa menghidupkan keluarga saya. Urusan lain bukan urusan saya." 

Sebuah cara hidup yang tentunya tidak patut ditiru, karena hidup seseorang baru ada artinya bila dalam hidupnya ,mampu berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.

Hindari Terjerat Oleh Popularitas Diri

Namun disisi lain,hal yang tidak kurang berbahayanya adalah bilamana saking terobsesi oleh pujian dan sanjungan  atau popularitas dibidang apapun,sehingga orang menjadikan "aksesori hidup"ini menjadi yang utama dan pertama tama dalam hidupnya.Akibatnya kepentingan keluarga dan keharmonisan dalam rumah tangga menempati urutan kedua ataupun ketiga dalam prioritasnya.

Padahal apalah artinya popularitas diluar sana,dipuji dan dipuja orang banyak,akan tetapi anggota keluarga tidak mendapatkan perhatian sebagaimana layaknya. Karena itu tidak mengherankan,bilamana sejak dulu dan hingga kini,banyak bintang bintang selebriti dibidang apapun,yang tiba tiba rumah tangganya menjadi brantakan. Akibat lupa diri dan mabuk oleh  kebahagiaan semu,yang diciptakan oleh popularitas diri.

Orang bisa mabuk bukan hanya karena minum alkohol, tapi tidak kurang bahayanya adalah mabuk sanjungan. Apapun penyebabnya yang namanya mabuk itu membuat orang tidak sadar diri. Tidak dapat lagi berpikiran jernih,sehingga melakukan hal hal yang sesungguhnya tidak patut dilakukan.

Keluarga Adalah yang Pertama

Urutan prioritas utama dalam kehidupan kita,adalah keluarga ,bukan aksesori hidup. Hidup adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir dan bersifat universal. Lintas suku, gender dan usia. Belajar dari kesuksesan orang lain, tetapi  jangan lupa belajar juga dari kegagalan agar kita jangan sampai membayar uang sekolah yang teramat mahal.

Hidup seimbang bermakna mendahulukan mana yang wajib, baru menekuni  mana yang disukai. Jangan sampai terjadi sebaliknya, sehingga meninggalkan tugas dan kewajiban hanya untuk mencapai kepuasan diri  secara semu. Karena apapun yang berjalan secara tidak seimbang akan terguling dan roboh. Ibarat sebuah kendaraan yang berlari kencang padahal salah satu bannya kempes.

Ada begitu banyak contoh yang dapat  dijadikan pelajaran hidup, bahwa apapun yang tidak seimbang, tidak akan  mampu bertahan lama. Untuk kemudian tumbang dan hancur. Semoga kita  mampu secara arif memaknai arti dari sebuah popularitas diri.

Tulisan ini tidak bermaksud menggurui siapapun. Hanya merupakan bagian dari mengaplikasikan hidup saling berbagi. Berbagi tidak harus dalam bentuk materi, tapi bisa juga dalam bentuk berbagi pengalaman hidup. Yang mungkin ada manfaatnya bagi orang banyak,bahwa hidup itu terlalu berharga untuk dipertaruhkan hanya demi untuk sepotong kebanggaan semu.

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun