Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bila Terjebak, Apa yang Harus Dilakukan?

8 September 2016   08:24 Diperbarui: 8 September 2016   08:37 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Sejak kami tinggal di gedung bertingkat.maka mau tidak mau harus memahami sedikit tentang seluk beluk lift. Apalagi sejak kami pindah dari lantai 18 U di Mediterania Lagoon Apartement ke lantai 27 BL ,Mediterania Boulevard. Ditambah dengan pengalaman saya pernah terjebak dalam lift di salah satu hotel di Makasar,membuat saya semakin hati hati bila naik lift.

Pertama bila sudah ada tulisan  :”lift sedang diperbaiki” ,maka walaupun lift sudah mulai uji coba, sebaiknya dihindari. Biar pekerjaan mereka tuntas dan kertas bertuliskan :”Lift sedang diperbaiki” dicabut. Berarti kerusakan sudah dapat diatasi secara total.

Kalau gempa bumi atau kebakaran ,otomatis listrik dipadamkan dan lift akan berhenti.

  1. Lift  otomatis mengunci
  2. Lampu darurat  Lift otomatis menyala
  3. kipas angin berfungsi.kaena ada emergency battery 
  4. tombol dalam Lift mati
  5. kecuali tombol panggilan darurat
  6. Lift akan bergerak ke lantai terdekat dengan memanfaatkan emergency battery
  7. pintu terbuka otomatis,
  8. semua tombol mati, lampu mati
  9. segera keluar,
  10. karena dalam hitungan detik,akan menutup kembali

Kalau lift macet sesuai prosedure diatas,ya gampanglah.Bukan terjebak namanya,karena begitu pintu lift terbuka,kita lari keluar. selesai.Nggak pakai jebak jebakan.

Tapi terkadang,macetnya nggak mau ikuti prosedure , Pintu lift terkunci dan lift berhenti total. Kipas angin atau ac mati total. Karena sirkulasi udara tidak terjadi, nafas mulai sesak .Keringat entah hangat atau keringat dingin mulai membahasi baju. Mau dobrak ?Jangan lakukan,kecuali memang mau bunuh diri.Mau teriak? jangan,nggak bakalan ada yang dengar. Semakin berteriak,akan menguras energi kita dan nafas akan semakin sesak.

Jangan Panik

  1. Jurus pertama adalah jangan panik
  2. jangan mengandai andai'
  3. sekiranya talinya putus
  4. sekiranya tidak ada yang menolong
  5. karena kepanikan bisa membahayakan diri
  6. tarik nafas dalam dalam
  7. Ada tombol merah dengan tulisan :"tekan tombol ini" bila lift macet
  8. Tekan dengan tenang,jangan dipukul pukul,karena akan merusakkan sistem komunikasi
  9. Bicara dengan tenang
  10. tunggu dengan sabar
  11. pintu lift akan dibuka oleh tehnisi yang selalu standby

Hindari Menggunakan Lift yang tidak ada Petugasnya

Hindari menggunakan lift yang tidak ada oranngnya,tentu bukan dimaksudkan dengan lift berhantu, melainkan lift yang sudah tidak diurus lagi.Misalnya diapartement yang sudah tidak ada pengelolahnya.Hanya diurus oleh penguhuninya, Karena lift semancam ini rawan rusak dan tidak akan ada yang menjawa panggilan emergency. Baru baru ini, saya baca, di kota Xian, propinsi Zianchi China, seorang wanita ditemukan tewas dalam lift dan sudah membusuk. Karena masuk kedalam lift yang sudah tidak dalam kondili layak pakai, Lift mengunci dan panggilan emergency tidak ada yang menjawab,

Kalau hotel dan apartemen di Indonesia, rata rata masiih baru dan ada petugas yang standby 24 jam.,

Tulisan ini saya postingkan,karena kami tinggal dilantai 27, perlu  memahami operating prosedurre in case of emergency.Baik bila terjadi kebakaran,bgaimana menggunakan alat pemadam api ringan (APAR).Dan in case of emergency bila terjebak dalam lift,Tapi sewaktu saya terjebak di lift hotel Losari beach di Makasaar,saya belum tinggal di apartemen,sehingga tidak tahu operating prosedurenya. jujur, saya panik ,baju basah karena keringat dingin, Tekan tombol emergency,tidak ada yang menjawab, Syukur istri saya yang kehilangan suaminya,cepat memanggil petugas dan akhirnya pintu lift dibuka.Saya sudah tiga perempat pingsan.

Semoga tulisan ini ada manfaatnya.

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun