Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Botram

19 September 2021   14:26 Diperbarui: 19 September 2021   14:28 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bermula dari tradisi Ngaririung berkumpul dengan temen-temen lama saling berbagi cerita dan pengalaman. Lama-lama tradisi ini semakin memberatkan kalau dilakukan di cafe dan restoran membuat kantong bolong.

Akhirnya diputuskan untuk beralih ke tradisi leluhur yang lebih bersahaja, setiap ngaririung masing-masing membawa sendiri makanan untuk dimakan lesehan bersama. 

Di negeri leluhur Sunda tradisi ini disebut Botram. Salah seorang temen mencelenk untuk melakukan botram di negeri orang, kebetulan dia akan mengunjungi anak-anaknya yang sedang sekolah disana.

Segeralah dilakukan perencanaan dan persiapan perjalanan paket murah meriah, walaupun ndak back-packer kita lebih kepada koper-packer karena harus diisi dengan perlengkapan masak, makanan kering nusantara dan mie instant kebanggaan bangsa. 

Untuk perbekalan, ibu mertua tercinta mengirimkan kami dari Medan rendang (makanan terlezat sedunia), ikan teri nasi sambal lado yang dimasak dengan irisan tempe bersama kacang tanah dan ikan asin/pari.

Semua perbekalan disebar diberbagai koper antisipasi pemeriksaan di bandara. Untuk penginapan kita menggunakan R&B atau rental room milik penduduk.

Belakangan disadari tempatnya sangat jauh dikawasan pertanian/perternakan di ujung jalan buntu, dipuncak gunung, hanya satu jalan mobil dan ibu-ibu lebih memilih jalan kaki ketimbang melihat jurang dari dalam mobil. Semua itu terbayar mahal dengan keindahan country sidenya. 

Mobil harus dibooking jauh-jauh hari, karena membutuhkan spek khusus, minibus dengan 9 seater dan kapasitas bagasi 9 koper. Perjalanan ini dimulai dan diakhiri dititik yang sama, "Rounded Eroupe in 6666 km", melewati 8 negara, 30 kota dan hampir 500km/hari.

Pertengahan 2016 kami mendarat di Frankfurt, tanpa drama kejadian mengkhawatirkanpun terjadi. Si Rendang masakan kebanggaan bangsa tertangkap petugas yang melakukan uji petik.

Investigasi dan perdebatan panjang berakhir sederhana, petugas melemparkannya ke dalam tong sampah. Ketika kami akan protes dia menawarkan pilihan mau didenda atau mengucapkan selamat tinggal kepada si rendang, tchussss..... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun