Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Diaduk! Jangan?

11 Maret 2019   12:04 Diperbarui: 11 Maret 2019   12:18 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diaduk!!!! Jangan????

Sarapan pagi, duduk di meja panjang di pangkalan bubur ayam memberikan sensasi tersendiri.

Kehangatan dan rasa saling toleransi tinggi pada sesama penikmat bubur terasa sangat kental, yang mulai langka di negeri ini terutama sejak masuk musim pilpres.

Walaupun diantara penikmat bubur mempunyai perbedaan mahzab yang ekstreem namun mereka masih  terlihat duduk bersama berhadap-hadapan di bangku panjang yang sama.

Dua mahzab utama penikmat bubur adalah menggunakan metode diaduk dan metode tidak diaduk.

Metode diaduk adalah dengan cara mencampur dan membolak balik semua komponen bubur agar teraduk merata sehingga didapat rasa yang sama diseluruh permukaan bubur dan keuntungan lainya bubur menjadi cepat dingin dan bisa langsung dilahappp ludesssss.

Metode tidak diaduk atau juga disebut metode menyantap bubur panas adalah cara makan yang dimulai dari sisi pinggir secara perlahan menuju ketengah. Kelemahan metode ini setiap permukaan bubur memberikan rasa yang berbeda tergantung topping yang tersedia dipermukaan bubur.

Secara umum penikmat bubur diaduk adalah orang penikmat cita rasa tinggi yang mengutamakan rasa dan mengorbankan keindahan atau estetika. Orang tipe ini terlihat lembut dan mempunyai rasa toleransi yang tinggi, serta tidak pernah mempermasalahkan orang yang berbeda mahzab dengannya.

Secara khusus penikmat bubur tidak diaduk adalah orang yang mengutamakan estetika dan keindahan dalam menyantap makanan dan dengan level toleransi specifik. Umumnya mereka akan melirik gaya teman sebangku yang makan dengannya.

Bagi sebagian orang metode bubur diaduk seperti menyantap muntah kucing, hanya saja daya toleransi setiap orangnya akan sangat berbeda.

........hanya saja jangan kangeettt ketika kita menyantap bubur dan tiba-tiba ada yang teriak......."jijaiiibajaiiii"....dan pindah bangku, artinya orang tersebut sudah sampai pada limit toleransinya.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun