Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

iMAT (Officially)

7 Agustus 2016   10:42 Diperbarui: 12 September 2017   17:17 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal yang terberat pada kegiatan ini adalah pada phase-phase awal, ketika kami harus mulai memdaki dengan beban perbekalan yang penuh. Beberapa kali kami berhenti untuk mengumpulkan tenaga dan bayang-bayang keputus asaan untuk angkat tangan dan give-up. Sejak awal perjalanan kami membekali diri dengan 3 botol besar air mineral yang banyak membantu pendakian yang melelahkan ini. Ketiga botol itu ternyata juga ikut membebani disamping menawarkan penyegaran. Inti semua keberatan yang kami alami adalah kurangnya latihan fisik dan stamina yang tidak memadai.

Hal terindah yang kami dapatkan dipuncak gunung itu adalah menemukan sumber mata-air yang jernih yang merupakan “Spring-water of Bandung” yang dapat diminum langsung, air itu juga kami gunakan untuk memasak dan re-fill ketiga botol untuk perjalanan kembali keesokan harinya.

Hal unik dalam cara memasak makanan dalam petualangan ini, kami membuat kompor sendiri dari kaleng bekas minuman bersoda dan menggunakan bahan bakar dari spiritus yang kami bawa. Cara ini lebih bersahabat bagi alam ketimbang memasak dengan menggunakan kayu bakar yang ada dialam, ketika kita teledor meninggalkan bara apinya dapat mengakibatkan kebakaran hutan.

Disaat-saat kepayahan dalam pendakian, seorang temen bertanya mana yang lebih berat menaklukan puncak gunung ini atau ritual Arbain Imam Hussein yang berjalan kaki dari Najaf ke Karbala sejauh 90 km. Bagiku perjalanan 25 km MAT ini terasa lebih berat, tidak hanya karena mendaki dengan penuh beban tetapi kita berjalan sendiri di alam yang sepi mencari keberadaan eksistensi diri dan Tuhan. Sementara dalam ritual Arbain kita berjalan dalam bimbingannya, bersama 25 juta pecinta Al Hussein dan dilayani jutaan penduduk Irak yang mencukupi kebutuhan makan, minum dan tenda-tenda peristirahatan.

Akhirnya, hal yang paling mengembirakan dari semua itu adalah keberhasilan kami kembalu mencapai SMU Plus Muthahari pada jam yang ditentukan (pukul 19.00 WIB) dan disambut dengan upacara resmi pelantikan sebagai anggota MAT bersama orang-orang yang kami cintai.

@echaStory#04, 24Juli2016, Bandung, Kampus-2#13

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun