Mohon tunggu...
Tjatur Piet
Tjatur Piet Mohon Tunggu... Swasta -

Saya biker...

Selanjutnya

Tutup

Money

Upah Buruh dan Gaya Hidup

31 Oktober 2015   10:41 Diperbarui: 31 Oktober 2015   11:34 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Salah satu dampak kebijakan negara Amerika serikat yang berusaha untuk meningkatkan perekonomian di negaranya berimbas ke negara negara-negara lain termasuk salah satunya negara kita Indonesia, rupiah tergerus oleh mata uang dollar Amerika, bahkan seperti kita ketahui US$1nyaris menyentuh Rp 15.000, menguatnya mata uang dollar akhirnya menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi lebih terpuruk, bagaimana tidak Indonesia negeri yang kaya raya ternyata neraca perdagangan import nya lebih besar dari ekspor, artinya kita harus lebih banyak lagi membutuhkan dollar.

Saya pernah menulis di Kompasiana sebelumnya daging sapi harus import, Beras juga harus import bahkan yang paling miris adalah GARAM yang juga harus mengimport, salah satunya dari negara kecil yaitu Selandia Baru, padahal garis pantai kita kedua terpanjang sedunia dan saya yakin laut kita juga asin...

Dengan terpuruknya ekonomi negara Indonesia  akhirnya membuat pemerintahan presiden Jokowi mengambil tindakan dengan mengeluarkan kebijakan ekonomi, tidak tanggung-tanggung sudah dikeluarkan sampai empat kali, walaupun kalau untuk menurunkan dollar sudah bisa terlaksana dengan sukses setelah paket kebijakan ke III dikeluarkan namun tampaknya masih belum sesuai harapan dan akhirnya kemarin sore dikeluarkanlah paket yang ke IV. Paket kebijakan ekonomi ke IV ini salah satunya adalah penekanannya pada kesejahteraan buruh, mulai tahun depan  pemerintah memutuskan kenaikan upah buruh dengan memperhitungkan salah satunya pertumbuhan ekonomi.

Saya menyoroti apakah buruh akan puas dengan peningkatan kesejahteraan ini ?? Saya memastikan tentu saja, tetapi seberapa lama ??

Pola hidup masyarakat sebuah negara berbeda satu dengan lainnya, di Kompasiana ini saya juga pernah menulis kenapa orang-orang Singapura lebih kaya dari pada kita ? Ternyata bahwa masyarakat Singapura ternyata kalau mempunyai uang banyak mereka lebih suka berinvestasi dan beramal, mereka tidak suka bergonta ganti mobil, atau mengkoleksi mobil. Bagaimana dengan masyarakat Indonesia ??

Budaya Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang konsumtif, lihat saja berapa Mall yang ada di Jakarta atau kota-kota besar lainnya ?? Lihatlah bagaimana iklan-iklan di media baik cetak maupun elektronik berseliweran dengan bersemangat tidak berhenti muncul/tayang ?? Kemudian lihat juga acara-acara televisi isinya banyak yang menunjukkan para publik figure dengan gaya hidupnya yang bisa mempengaruhi para penontonnya untuk meniru mereka. 

Banyak teman, tetangga dan bahkan saudara sendiri yang juga melakukan pola hidup konsumtif, saya sendiri kadang-kadang juga hehehe... tetapi kalau saya banyaknya lebih mengarah ke melaksanakan Hobby, Touring sendiri maupun bersama-sama teman.

Hal yang biasa dilakukan mulai dari yang kecil dan murah seperti membeli aksesoris perhiasan imitasi yang dipakai di badan, membeli baju, jaket atau sepatu sesuai tren mode, gonta-ganti HP termasuk asesorisnya, atau ada juga yang gonta-ganti motor atau mobil. 

Saya bukan pesimis atau nuduh tetapi silakan lihat saja kebiasaan kita dan orang-orang di sekitar kita, ketika uang di tangan kita bertambah maka tidak terpikir untuk menabung atau berinvestasi, yang ada pengeluaran  bertambah (pengeluaran yang didasarkan keinginan bukan kebutuhan) , biasa menghubungi seseorang dengan SMS ada tambahan penghasilan sedikit sedikit menelepon, ada gaji naik sebentar sebentar makan di Gerai KFC, Dunkin Donat, atau sering jalan ke Mall yang pulangnya bawa belanjaan yang isinya barang-barang yang tidak begitu dibutuhkan dengan alasan mumpung diskon besar-besaran. 

Atau karena gajinya/penghasilannya bertambah kemudian membeli gadget / hape baru, dan kemudian ketika masuk ke medsos melihat barang-barang yang dijual On Line yang dulu cuma tergiur sekarang berani membeli apalagi pengaruh teman dekat atau teman kantor ikut berperan.

Akhirnya memang penampilan berubah menjadi lebih baik tetapi ketika terjadi musibah sedangkan uang tabungan tidak punya maka akhirnya barang yang ada di jual dan bisa jadi kemudian menambah hutang selanjutnya tiap bulan uang tambahan untuk membayar hutang dan muncul lagi istilah upah buruh kecil, tidak cukup untuk hidup, tidak sejahtera dan lain lain termasuk menyalahkan orang lain atau perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun