Mohon tunggu...
Tjatur Piet
Tjatur Piet Mohon Tunggu... Swasta -

Saya biker...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Pancasila Di Tangan Oknum

1 Februari 2016   09:04 Diperbarui: 1 Februari 2016   09:27 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapapun orang Indonesia yang pernah bersekolah  pasti tahu Pancasila tentu saja dengan ke lima silanya, tapi kemudian seiring waktu berjalan banyak yang lupa atau melupakannya.

Pancasila dengan ke lima silanya dibuat dan kemudian dijadikan dasar negara bukan hanya untuk dihapalkan kemudian diujikan dan selanjutnya akhirnya untuk mendapat sebuah nilai mata pelajaran, sebagai dasar tentu saja Pancasila adalah pondasi bagi sebuah bangunan yang bernama Negara Indonesia. Butir-butir Pancasila mengisyaratkan apa dan bagaimana sikap yang harus diletakkan di atas pondasi itu.

Dulu Pemerintah mewajibkan setiap Pegawai Negeri untuk mengikuti Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P4, apalagi bagi yang akan diangkat menjadi seorang Pejabat, semakin tinggi jabatan yang akan diembannya maka jumlah jam penataranpun semakin lama bisa sampai 100 jam. Namun kemudian silakan dilihat hasilnya kemudian, banyak pejabat tinggi yang sikapnya bertolak belakang dengan yang seharusnya diamalkannya, sikapnya ingin dilayani, semua urusan bisa cepat selesai setelah mengeluarkan rupaih berhelai-helai, kepentingan pribadi dan golongan lebih diutamakan, bahkan Gusdur pun berani bilang hanya ada 3 Polisi yang jujur di Indonesia yaitu Jendral Polisi Hoegeng, Patung Polisi dan Polisi tidur, dan Beliau juga menilai anggota DPR seperti anak-anak TK (anak-anak TK yang pernah mengikuti P4). Kasihan saya sama anak-anak TK nya....

Di Medan kemarin , Ormas IPK dan Ormas  PP bentrok, akibatnya 2 orang tewas selain itu keributan menyebabkan kota Medan mencekam ini berarti masyarakat di Medan terganggu dan terhambat aktifitasnya akibatnya timbul kerugian yang di derita masyarakat khususnya yang berada di kota Medan.
Apa yang dilakukan kedua Ormas Pemuda itu jelas salah, malah saya lihat di TV salah seorang ketua PP menyampaikan bahwa keributan ini sudah biasa, tidak perlu dibesar-besarkan, waduh..
Apakah arti dan makna kata Pancasila yang dipakai dalam ormas itu ??
(perkataan inilah yang membuat saya menulis artikel ini).

Gerakan Revolusi Mental yang disampaikan oleh Presiden Jokowi memang seharusnya dilaksanakan bersama dengan segera, karena kalau hanya Presiden saja yang bergerak akan memakan waktu yang lama dan berat. Semua bisa dimulai dari diri kita, dari hal yang kecil dan dimulai dari sekarang.
Sekali lagi Pancasila sebagai dasar negara, kita sebagai warga negara mempunyai kewajiban bersikap seperti yang terurai dalam butir-butirnya, dan kalau saya tambahkan bahwa Indonesia adalah negara yang beragama jadi sebenarnya tidak masalah  kalau tidak tahu atau lupa apa yang ada dalam butir-butir Pancasila, dalam kehidupan sehari-hari laksanakan saja perintah agama.

Salam sukses...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun