Mohon tunggu...
Tjatur Piet
Tjatur Piet Mohon Tunggu... Swasta -

Saya biker...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup Adalah 3T

23 Maret 2016   08:16 Diperbarui: 23 Maret 2016   08:23 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Life is 3T/Dokpri "][/caption]

Ini bukan sebuah kesimpulan yang pasti beberapa orang mungkin sudah tahu dan memahaminya tetapi kalau ditanyakan kepada banyak orang apa itu hidup maka masih akan ada 1001 macam jawaban dan itu benar semua, bahkan arti hidup bagi seseorangpun kadang berubah seiring waktu dan kondisi. Orang sering mengatakan Hidup adalah Perjuangan atau kadang juga Hidup adalah Pengorbanan atau Hidup adalah Ibadah atau bagi orang yang suka berfilsafat  mengatakan “Urip iku mung mampir ngombe” atau  Hidup itu hanya mampir minum.

Arti hidup itu sendiri secara sederhana adalah berjiwa, bergerak, bertumbuh, berkembangbiak, membutuhkan mahluk lain (makan, minum,tempat dll), dan bisa mati.

Seminggu yang lalu kami berdiskusi dan melihat dari sisi lain apa itu hidup, saya mendapat pengetahuan baru dari seorang teman yang mengatakan bahwa "Hidup itu adalah 3T." Singkatan 3T disini adalah Test (Ujian), Trust (Kepercayaan)  dan Temporary Task. (Tugas sementara).
Apa yang terjadi dalam hidup ini berawal dari test atau ujian, sesuatu yang berkaitan dengan problem/masalah, evaluasi, nilai/penilaian dan banyak lagi, bentuknyapun bermacam-macam seperti kelemahan, kesakitan atau kemiskinan atau bahkan kekuatan, kesehatan,kekayaan. Seperti merintis bisnis, perjuangan awalnya seperti test, kita diuji dengan penolakan, ketidak lancaran, atau bahkan ditipu mentah mentah oleh partner sendiri. Setelah test bisa kita lalui maka kemudian Tuhan akan mulai mempercayai kita, namanya mulai tentu saja yang diberikan sedikit dan ketika kepercayaan yang diberikan tidak bisa kita gunakan sebaik-baiknya maka dengan mudah Tuhan akan menarik kembali, namun jika sebaliknya maka kepercayaan kepada kita akan bertambah, apalagi disertai selalu rasa syukur. Kepercayaan yang diberikan dalam  hidup kita bisa berupa kekayaan, kepintaran atau misalnya dengan kehadiran seorang anak yang dinanti nanti, itulah mengapa kekayaan dan anak (dan sebenarnya banyak lagi) kadang disebut titipan Tuhan (dititipi rejeki) yang dipercayakan kepada kita.
Selanjutnya setelah kita dipercaya maka Tuhan pun berani memberi Tugas Sementara, kenapa sementara karena hidup kita memang sementara. Tugas itu tentu saja yang sesuai dengan kemampuan kita, semua kita bisa memperolehnyanya namun dalam skup atau lingkup yang kecil seperti Tugas mengajak ke arah kebaikan/kedamaian sedangkang lingkup yang lebih besar bisa kita sebutkan para alim ulama, sunan/wali, Madame Theresa, Mahatma Ghandi, dan yang diberi tugas paling besar lagi mereka adalah para Nabi dan Rosul. Mereka semua seluruh hidupnya dibaktikan untuk kemashalatan umat manusia.

Bagaimana ?

Silakan bercermin dan bertanya pada diri sendiri atau bisa juga menilai diri sendiri kapan kita di test (dan kembali ditest lagi), kapan kita mendapat kepercayaan (dan kalau ada kapan kepercayaan itu diambil lagi dan kenapa penyebabnya), dan apakah kita merasa pernah diberikan tugas (sementara)  olehNya ??

Semoga kita bisa menghadapi ujian dengan sabar, menjaga kepercayaan dan berusaha mengerjakan tugasNya dengan ikhlas.

Salam sukses....

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun