Mohon tunggu...
Tjatra
Tjatra Mohon Tunggu... Jurnalis Tjatra Media

jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Momentum Strategis di Tengah Ketegangan Global Amerika-China

19 April 2025   16:43 Diperbarui: 19 April 2025   16:43 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, Guru Besar Sejarah Undip, Indonesia Harus Ambil Peran di Tengah Perang Dagang Global.(Dok.Pribadi)

JAKARTA (19/4/2025) --- Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok telah memunculkan tantangan besar dalam lanskap global. Di tengah kondisi tersebut, Indonesia didorong untuk kembali memainkan peran strategis, sebagaimana semangat yang dulu dicetuskan dalam Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1955 di Bandung.

Menurut Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, Guru Besar Sejarah Universitas Diponegoro, spirit KAA tidak hanya relevan secara historis, namun juga masih sangat aktual untuk menjawab dinamika global saat ini.

"Pada saat itu, Indonesia tidak mau menjadi pihak yang hanya dimainkan oleh globalisasi, tetapi ingin menjadi pemain aktif dalam globalisasi itu sendiri," ujar Prof. Singgih dalam pernyataan tertulis yang diterima redaksi.

Konferensi Asia-Afrika lahir sebagai respons atas ketegangan Perang Dingin antara Blok Barat dan Timur. Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, tampil sebagai inisiator dalam menyatukan negara-negara Asia dan Afrika untuk menolak dominasi global yang timpang.

Kini, 70 tahun pasca-KAA, dunia memasuki era multipolar. Munculnya BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) sebagai kekuatan baru menunjukkan adanya pergeseran dari dominasi unipolar Barat.

"Secara kasat mata, ya, dunia tampak multipolar. Tapi nuansa bipolar itu masih terasa kuat," tambah Prof. Singgih.

Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, Guru Besar Sejarah Undip, Indonesia Harus Ambil Peran di Tengah Perang Dagang Global.(Dok.Pribadi)
Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, Guru Besar Sejarah Undip, Indonesia Harus Ambil Peran di Tengah Perang Dagang Global.(Dok.Pribadi)

Ia mencatat bahwa meskipun narasi telah berubah, tensi ideologis antara blok Barat dan Timur tetap nyata. Negara-negara BRICS tidak selalu satu ideologi, namun memiliki kepentingan yang sama: menantang dominasi Amerika Serikat dan sekutunya.

Prof. Singgih menekankan bahwa kekuatan Indonesia dalam memainkan peran global sangat ditentukan oleh kekokohan internal negeri sendiri.

"Kalau keadaan dalam negeri kita keropos, maka kita tidak akan punya ruang dalam pergaulan internasional," ujarnya tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun