Mohon tunggu...
Tjan Sie Tek
Tjan Sie Tek Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha, Konsultan, Penerjemah Tersumpah

CEO, Center for New Indonesia; Sworn Translator, member The Indonesian Translators Association (Ind. HPI)

Selanjutnya

Tutup

Money

Inalum, Prospek Freeport, Emas & Tembaga

10 Januari 2019   14:41 Diperbarui: 12 Januari 2019   20:33 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesimpulan: Inalum sebagai holding BUMN industri pertambangan sangat sehat dan kuat secara keuangan plus nilai bruto cadangan tambang gabungannya itu yang antara USD 120-200 miliar itu (karena belum mencakup COGS dll dan bergantung pada keadaan pasar dan hilirisasi),  untuk mencaplok saham divestasi PT Freeport Indonesia (PTFI) sd 51,2%, atau mayoritas, sehingga PTFI menjadi salah satu perusahaan anak Inalum.

Kita doakan semoga perusahaan-perusahaan anak Inalum  menghilirkan semakin banyak produk mereka, misalnya bauksit menjadi alumina, atau bahkan aluminium segera, dengan margin laba bersih yang tinggi. Para mitra yang besar sudah tersedia.  

II. Sesudah pembayaran saham divestasi PTFI:

1. Inalum, sebagai holding company,  punya 4 buah perusahaan anak (subsidiary company). 

inalum-4-subsidiaries-2017-5c3824d6c112fe07924abc74.jpg
inalum-4-subsidiaries-2017-5c3824d6c112fe07924abc74.jpg
2. Hampir semua produk grup Inalum dijual dalam USD dan utang obligasi Inalum yang pertama adalah  USD 4 miliar. Jadi, super-mayoritas pendapatan dan 100% kewajiban penebusan obligasi Inalum itu ada dalam mata uang yang sama.
  • B. Latar belakang para eksekutif Indonesia yang terlibat:
  • 1. Menteri ESDM: mantan menteri perhubungan, banker investasi di Citibank, dirut PT Bahana & PT KAI dll
  • 2. Menteri Keuangan: ahli keuangan dan mantan managing director Bank Dunia dll
  • 3. Menteri BUMN: mantan Dirut PT Astra International dll
  • 4. Menteri KLH: mantan dosen
  • 5. Dirut Inalum: mantan Dirut Bank Mandiri dll.
  • C. Perusahaan target akuisisi: PTFI, sudah beroperasi sekitar 45 tahun , berjalan lancar (going concern), sehat dan sangat untung, dengan 
  • pendapatan 100% dalam USD.

ptfi-trucking-operations-1-5c38b1a5bde57503de365c84.jpg
ptfi-trucking-operations-1-5c38b1a5bde57503de365c84.jpg
grasberg-plant-1-5c38b1f4ab12ae2b8b2c0778.jpg
grasberg-plant-1-5c38b1f4ab12ae2b8b2c0778.jpg
grasberg-refinery-1-5c38b20cab12ae16520550e8.jpg
grasberg-refinery-1-5c38b20cab12ae16520550e8.jpg
  • 1. Status sebagai going concern tersebut menjadikan perhitungan harga saham (stock price) dan harga perusahaan (enterprise value) PTFI lebih mudah.
  • Perhitungan tersebut biasanya berdasarkan going-concern (perusahaan yang sedang berjalan).
  • 2. Jumlah aset PTFI mendekati USD 10,66 miliar per akhir 2017.
  •  2.1 Laba bersih PTFI berjumlah USD 1,28 miliar selama tahun 2017 saja, naik dari USD 579 juta selama 2016.
  • 2.2 Memiliki cadangan tembaga (38,8 miliar libra/lb) yang terbesar di dunia di satu lokasi saja (single spot mine) dan emas yang besar sekali (33,9 juta troy ounce/toz). Semua cadangan itu  diperkirakan bernilai USD 160 miliar berdasarkan harga hari ini, yang belum mencakup COGS dll.

grasberg-copper-gold-reserves-5c370733bde57536ce708d2c.png
grasberg-copper-gold-reserves-5c370733bde57536ce708d2c.png
  • 2.3 PTFI juga memiliki 25% saham PT Smelting, Gresik, yang didirkan pada 1996 dan mulai beroperasi sejak 1999.
  • Diagram di bawah ini diambil dari situs web PT Smelting pada 10 Januari 2019:

pt-smelting-shareholding-composition-as-of-10-january-2019-5c3707ff43322f27be2e724c.jpg
pt-smelting-shareholding-composition-as-of-10-january-2019-5c3707ff43322f27be2e724c.jpg
  • 2.3.1 PT Smelting adalah smelter dan pabrik pemurnian tembaga yang pertama di Indonesia dan  kongsi PTFI dan Mitsubishi Materials Corp dkk. 2.3.1.1 Biaya konstruksi langsung pada saat dibangun 1996-1999 adalah USD 500 juta. 
  • 2.3.1.2 Kapasitas peleburan dan pemurniannya saat ini sekitar 250.000 ton katode tembaga LME Grade A per tahun. Kapasitas rancangan: 300.000 ton per tahun. 
  • 2.3.1.3 Produksinya dijual di Indonesia dan juga diekspor. 
  • 2.3.1.4 Produk-produk sampingannya: asam sulfur, slag butiran dan gipsum dijual ke pasar dalam negeri dan anode slime (lumpur anoda) serta telurida tembaganya diekspor ke pasar dunia.(www.ptsmelting.com).
  • 2.3.2 Di halaman 41 Laporan Tahunan 2017 FCX, tertulis bahwa berdasarkan kontrak jangka panjangnya, PTFI memasok sekitar 46% dari semua produksi  konsentrat tembaga selama 2017  kepada PT Smelting sehingga merupakan pemasok utama PT Smelting.

pt-smelting-plant-fcx-5c38b1ca12ae947ff5253476.jpg
pt-smelting-plant-fcx-5c38b1ca12ae947ff5253476.jpg
  • 3. Metode perhitungan harga saham divestasi PTFI:
  • Yang akan dibeli adalah saham sd 51,2% dari jumlah saham PTFI sebagai going concern yang untung sehingga porsi sebesar itu disebut mayoritas. Jika mayoritas plus pengendali disebut juga sebagai "controlling majority." Posisi mayoritas (apalagi controlling majority) menjadikan Inalum harus membayar harga  saham PTFI melebihi harga saham jika Inalum membelinya untuk menjadi pemegang saham minoritas (di bawah 50% dan tanpa kendali). Di pasar modal, kelebihan itu disebut premium, yang umumnya berkisar 20%-30% di atas harga saham minoritas.
  • Misalnya, harga per lembar saham PTFI adalah USD 10 ketika dibeli oleh Inalum untuk menjadi pemegang saham minoritas dan tanpa kendali.
  • Untuk membeli saham yang sama tetapi untuk menjadi pemegang saham mayoritas (dan pengendali), harga itu umumnya akan naik menjadi antara USD 12 dan USD 13.
  • Catatan:
  • (i) Untuk Inalum: 
  • - Yang dibeli oleh Inalum adalah 40% hak partisipasi Rio Tinto di PTFI dan 100% saham PT Indocopper Investama yang bernilai 9,36% saham (yang akan setara dengan 5,6% saham setelah tahun 2022) di PTFI. Menurut perjanjian partisipasi antara FCX dan Rio Tinto di tahun 1996 (lihat di atas), Rio Tinto dapat mengubah hak partisipasi itu menjadi 40% saham di PTFI setelah 2022.
  • - Hak partisipasi dan saham itu plus saham yang sudah dimiliki sebelumnya oleh Inalum dilebur ke dalam ekuitas PTFI sehingga Inalum memiliki 51,23% saham PTFI.
  • - Salah satu keuntungan besarnya sebagai pemegang saham mayoritas adalah hak untuk menggabungkan (konsolidasikan) laporan keuangan PTFI ke dalam Inalum dan grup Inalum. Inalum akan mengalami kenaikan nilai aset, kewajiban, pendapatan, ekuitas, laba dll yang sangat besar. Semua itu menaikkan reputasi Inalum di dunia. Aset PTFI per akhir desember 2017 saja berjumlah USD 10,66 miliar (sekitar IDR 150 triliun hari ini). Jika digabung dengan aset konsolidasi grup Inalum yang USD 7 miliar per akhir 2017 itu, aset tersebut akan menggelembung menjadi USD 17,66 miliar. Angka itu jelas akan naik per akhir 2018.
  • - Di laporan-laporan keuangannya di masa mendatang, perusahaan-perusahaan seperti Inalum akan melaporkan laba gabungan. Lalu, ketika akan membagi atau mengalokasikan laba masing-masing,  laba gabungan itu akan dikurangi dengan bagian laba pemegang saham minoritas di PTFI. Demikian juga perlakuan untuk perusahaan-perusahaan anak Inalum yang lain.
  • - Potensi aset yang berupa goodwill: Segala uang yang dibayar oleh Inalum untuk membeli saham PT Indocopper Investama dan hak partisipasi Rio Tinto dalam PTFI yang melebihi nilai buku masing-masing dalam PTFI akan menjadi goodwill di pembukuan Inalum, kecuali kalau ada revaluasi aset tetap PTFI yang sedemikian rupa (dan biasanya ada pajak 10% atas selisih antara nilai pasar dan nilai buku sisa minus pengurangan yang diperkenankan oleh Ditjen Pajakaset yang bersangkutan) sehingga nilai USD 3,85 miliar yang dibayar oleh Inalum itu setara dengan nilai buku saham-saham yang diambilnya itu di PTFI.
  • - Inalum akan membagi 10% dalam PTFI kepada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Mimika, yang berarti Inalum memuinjamkans ekitar USD  sekitar USD 900 juta kepada mereka. Pinjaman itu direncanakan akan dibayar lewat dividen masing-masing yang akan diperoleh dari PTFI.
  • (ii) Untuk FCX:  salah satu kerugian terbesarnya adalah mengeluarkan laporan keuangan PTFI dari laporan gabungan (konsolidasinya) yang selama ini FCX lakukan. Keadaan itu bisa sangat mempengaruhi harga saham FCX di Bursa Efek New York (NYSE).
  • - Selain itu, nilai aset, kewajiban, pendapatan, ekuitas, laba dll FCX di tahun-tahun mendatang akan turun besar secara sebanding jika factor-factor lainnya tetap dan kehilangan sebagian gengsinya di mata para investor pasar modal.
  • -Bergantung pada perjanjian pemegang saham antara Inalum dan FCX, biasanya perusahaan yang kehilangan hak mayoritas dan kendali akan menghitung sisa sahamnya (yang minoritas) dengan cara equity method di pembukuannya.
  • - Di pengumumannya yang bertanggal 21/12/2018 di situs webnya, www.fcx.com, tertulis bahwa pengaturan-pengaturan pendapatan dan pembagian biaya tetap mengikuti Perjanjian Usaha Patungannya dengan Rio Tinto sd 2022. FCX meneruskan pengelolaan PTFI. Setelah lunasnya pembayaran saham divestasi PTFI oleh Inalum, FCX memegang kepentingan ekonomi sebesar 81,28% di PTFI sd 2022. Sebelum divestasi, FCX memiliki 90,64% saham di PTFI. 
  • - Lihat juga bagian D.3.1 di bawah ini. [Untuk pengembangan tambang bawah tanah Grasberg (GBC) dan DMLZ, yaitu dua tambang bawah tanah utama PTFI,  tercatat pembagian kewajiban pemikulan biaya pengembangan kedua tambang itu. Untuk GBC, PTFI memikul 92,18% (dari total sekitar USD 6,4 miliar untuk periode 2008-2023). Untuk DMLZ, PTFI memikul 61,29% (dari total sekitar USD 3,1 miliar untuk periode 2009-2021). Itu kelihatannya merupakan bagian dari pengaturan-pengaturan pendapatan dan pembagian biaya tersebut].
  • (iii) Untuk PTFI: 
  • - Jumlah asetnya akan bertambah karena dimasukkannya saham Rio Tinto yang dibeli oleh Inalum ke dalam ekuitas PTFI.
  • - Punya dua bos: FCX sebagai operator dan Inalum sebagai pemegang saham mayoritas
  • - Semoga kedua bos itu bisa kerja sama dengan baik sehingga manajemen PTFI bisa fokus kerja saja.
  • Ada berbagai metode perhitungan harga saham:
  • 3.1 Kelipatan EBITDA (earnings before interest, tax, depreciation and amortization) plus depletion (pengurangan cadangan karena PTFI adalah perusahaan  tambang dan cadangannya akan habis, misalnya cadangan di tambang terbuka Grasberg-nya) jika PTFI memiliki banyak utang, apalagi yang berbunga tinggi, dan Inalum akan masukkan modal sehingga akan menurunkan beban bunga dan cicilan pokok utang, atau penebusan obligasi yang sedang beredar (jika ada dan mungkin), .
  • 3.2 Jika PTFI tidak memiliki banyak utang saat ini tetapi akan segera atau dalam jangka pendek mengambil banyak utang, apalagi yang berbunga tinggi, perhitungan secara EBITDA plus itu masih cocok. Menurut 3rd-Quarter 2018 Conference Call Presentation Freeport-McMoRan Inc. (FCX), PTFI akan melakukan capex (pengeluaran modal) sebesar IDR 1 miliar pada 2019 dan seterusnya, terutama untuk operasi tambang bawah tanah Grasberg (GBC) yang menjadi tambang utamanya. Biasanya sebagian capex dari dana sendiri dan sebagian lagi dari pinjaman. Saat ini bunga pinjaman sedang tinggi.
  • 3.3 Bisa berupa EV/EBITDA (enterprise value dibagi dengan EBITDA) sehingga nilai utang dan danai tunai yang ada di buku PTFI  langsung dihitung sebagai bagian dari perhitungan harga divestasi.
  • 3.4 Jika karena ada suatu alasan tertentu, perhitungan itu bisa secara rasio P/E, atau PER, yaitu harga per saham berbanding laba bersioh per saham, terutama yang sudah go public (saham-sahamnya tercatat di bursa efek dan diperjual-belikan di masyarakat, atau publicly listed). PTFI bukan perusahaan yang publicly listed, tetapi induknya sebelum divestasi, yaitu FCX, adalah perusahaan yang publicly listed di New York. Perhitungan harga sahamnya bisa dilakukan berdasarkan perhitungan segment usaha FCX, yaitu data keuangan dan hasil operasi PTFI yang digabungkan ke dalam laporan keuangan dan laporan tahunan FCX.
  • 3.5 Inalum bisa memilih metode lain apa pun yang cocok menurut perhitungan dan kebijakannya sendiri.    
  • D. Keadaan PTFI: 
  • 1. Operasi:
  • 1.1 PTFI punya 5 lokasi tambang dengan nama-nama sebagai berikut: Grasberg open pit (mulut tambang terbuka Grasberg), DOZ , Big Gossan ,  DMLZ (Deep Mill Level Zone)  dan Grasberg BC (Gua Besar Grasberg, nama lain tambang bawah tanah Grasberg).
  • Diagram dan data di bawah ini menunjukkan porsi cadangan terbukti (proven) setiap lokasi tambang.

Dokpri
Dokpri
  • Di bawah ini adalah tabel nilai produksi PTFI dari 5 lokasi tersebut selama 2015-2017 (Laporan Tahunan FCX 2017).

Dokpri
Dokpri
Tabel di atas menunjukkan bahwa PTFI sudah memiliki 4 tambang bawah tanah (undergound mine): DOZ, DMLZ, Grasberg Big Cave (GBC) dan Big Gossan.
  • 1.2 Tahun 2018 adalah masa puncak operasi open pit (mulut tambang terbuka) dan hasil operasi itu direncanakan akan menurun dan berhenti pada Juni 2019.
  • 1.3 Mulai pertengahan 2019, operasi bawah tanah akan dimulai sehingga hasil produksinya mulai 2019 sd 2022 diperkirakan akan berjumlah di bawah tahun 2018.
  • Menurut laporan keuangan FCX per akhir September 2018:
  • 1.4 PTFI memiliki cadangan (reserve) emas yang terbanyak di dunia di satu lokasi saja (single spot) dan cadangan tembaga yang terbesar kedua di dunia. Lihat 1.8 di bawah ini
  • - Memiliki biaya produksi yang termasuk paling rendah di dunia;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun