Mohon tunggu...
Tjan Sie Tek
Tjan Sie Tek Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha, Konsultan, Penerjemah Tersumpah

CEO, Center for New Indonesia; Sworn Translator, member The Indonesian Translators Association (Ind. HPI)

Selanjutnya

Tutup

Money

Inalum, Prospek Freeport, Emas & Tembaga

10 Januari 2019   14:41 Diperbarui: 12 Januari 2019   20:33 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

7.1 Utang itu semakin menggunung karena deficit APBN AS meningkat tajam dari sekitar 2% pada 2016 menjadi sekitar 3,9% pada 2018, dan akan naik menjadi 4,7% pada 2019 (www.usgovernmentdebt.us);

8. Semakin tingginya yield (imbal-hasil) surat-surat utang pemerintah AS (T-note) bertenor 10 tahun yang harus dibayar, dari 1,37% per tahun per awal Juli 2016 menjadi 2,65% per hari ini, atau naik hampir 100%, antara lain akibat;

8.1  Perkiraan akan adanya resesi ekonomi di AS mulai tahun 2020, yang antara lain ditandai oleh semakin ratanya kurva yield T-note bertenor 2 tahun dan yang bertenor 10 tahun T-note (2,55% berbanding 2,65%, atau selisih 0,10%) padahal T-note bertenor 2 tahun masih ber-yield 1,96 dan yang bertenor 10 tahun 2,44%, atau selisih 0,48%, per 4 Januari 2018; dan

8.2 semakin naiknya pamor yuan, CNY, atau renminbi (RMB), terutama melalui peran barunya sebagai petroyuan yang menggantikan petrodollar dalam perdagangan minyak bumi  melalui Bursa Energi Internasional (INE) Shanghai.

  • Catatan:
  • Harga emas naik ketika kurs USD turun salah satunya disebabkan oleh perhitungan para produsen emas bahwa jumlah USD yang mereka terima ketika menjual emas mereka harus naik supaya mereka tidak rugi kurs juga. 
  • Kenaikan itu juga bisa terjadi ketika negeri-negeri produsen minyak bumi melihat bahwa nilai petrodollar (USD) yang mereka terima semakin susut dibandingkan kalau mereka terima mata uang kuat lainnya, misalnya euro, yen Jepang, CNY, ketika menerima bayaran untuk minyak bumi yang mereka jual.Menurut catatan penulis, selama tahun 2018, sejumlah negeri produsen minyak bumi menerima emas sebagai pengganti USD. 
  • 9. Kenaikan itu juga ditunjang oleh semakin banyaknya bank sentral di dunia yang membeli dan menyimpan emas sebagai salah satu cadangan moneter nasional mereka, antara lain Bank Sentral Russia, dan juga para investor di seluruh dunia, sebagai pengganti USD. Menurut Majelis Emas Dunia (WGC), selama  2017 saja bank-bank sentral di seluruh dunia menambah cadangan emas moneter mereka sebanyak 371,4 ton. Rasio cadangan emas bank sentral Jerman (3.373 ton) dan AS (8.153 ton) terhadap jumlah cadangan devisa mereka masing-masing adalah di atas 70%. Tetapi, secara resmi, emas baru mencapai 2,4% dari jumlah cadangan devisa China per akhir Oktober 2016. Jadi, sangat mungkin pemerintah China menambahnya secara diam-diam dan sedikit-sedikit (supaya harganya tidak loncat). Sudah lebih dari 10 tahun ini China adalah produsen emas yang terbesar di dunia, dengan produksi sekitar 463,7 ton pada 2017 saja; Australia nomor 2 (287,3 ton); Russia nomor 3 (274,44 ton); Indonesia nomor 12 (80 ton). (Bloomberg, 27 Juli 2018: China's Gold Mystery: Is Nation Slowly Increasing Reserves?)
  • 10. Mengingat semakin gencarnya upaya-upaya internasionalisasi CNY oleh segenap bangsa China, pemerintah China (melalui Badan Pengurus Devisa Asing; SAFE) dan perbankan China terlihat semakin gencar membeli emas batangan yang akan dipakai untuk menunjang nilai CNY dan juga wibawa bangsa China.  Tetapi, mereka terus-menerus mengumumkan jumlah cadangan emas moneter yang sama sejak Oktober 2016, yaitu 1.842 ton saja.
  • 11. Russia, yang sekarang adalah produsen minyak bumi terbesar di dunia dan menjual banyak minyaknya ke China,  yang merupakan importer minyak bumi yang terbesar di dunia. Mereka  sama-sama ingin menggulingkan supremasi USD dengan sama-sama menunjang CNY dengan emas. Karena itu, Russia sudah menerima CNY sebagai bayaran untuk mayoritas minyak dan gas bumi yang mereka jual ke China.
  • 12. Semakin pudarnya USD di pasar uang global juga terlihat, antara lain,dari turunnya kurs USD/JPY dari sekitar 113 per awal 2018 menjadi 108 hari ini. Demikian juga kurs USD/EUR, dari 1,199 menjadi 1,114 hari ini.
  • 13. Semakin pudarnya pamor AS (dan USD) dibandingkan dengan China (dan CNY) semakin terlihat ketika pada 30 November 2018, untuk pertama kalinya yield surat utang 1 tahun pemerintah AS (T-bill) adalah 2,67% per tahun dan yang pemerintah China adalah 2,502% dalam mata uang masing-masing. Jadi, sekarang pemerintah AS harus membayar lebih banyak daripada pemerintah China ketika berutang di pasar obligasi. Lebih tingginya yield atas T-bill itu berarti bahwa surat utang pemerintah AS lebih berisiko daripada surat utang pemerintah China. (Bloomberg, 12 Desember 2018: Markets conclude the US is riskier than China).

Semoga artikel ini bermanfaat. Silakan share dengan semua teman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun