Mohon tunggu...
Tjan Sie Tek
Tjan Sie Tek Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha, Konsultan, Penerjemah Tersumpah

CEO, Center for New Indonesia; Sworn Translator, member The Indonesian Translators Association (Ind. HPI)

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonomi dan Keuangan Indonesia lebih kuat daripada yang Turki

3 September 2018   22:40 Diperbarui: 5 September 2018   20:31 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artikel ini membandingkan kondisi ekonomi dan keuangan Indonesia dan Turki

Latar belakang:

  • 1. Sejak 2016 Turki sudah mengalami deficit neraca berjalan yang besar sekali:
  • 2. USD 33 miliar  pada 2016 (4% dari GDP) (Indonesia: 1,8% dari GDP)
  • 3. USD 47 miliar pada 2017 (5,4%) (Indonesia: turun menjadi 1,7% dari GDP); dan
  • 4. USD 51,6 miliar per akhir Januari 2018 secara year-on-year (6% dari GDP). Itu merupakan salah satu angka deficit yang terbesar di dunia. (Indonesia: 1,8%)
  • 5. Perkiraan deficit neraca berjalan Turki untuk tahun 2018 adalah 6% dan Indonesia 2,1%-2,5%.

  • 6. Defisit anggaran belanja dan pendapatan negara (APBN) Turki 1,9% sd 1,5% (di bawah 2%) dari 2012 sd 2017. Indonesia: 1,9% sd 2,58%. Dua-duanya cukup sehat dalam hal itu.
  • 7. Bank-bank dan perusahaan-perusahaan besar Turki memiliki banyak sekali utang dalam mata uang asing. Indonesia tidak mengalami hal-hal itu.
  • 8. Nilai (kapitalisasi)  pasar semua perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) per akhir 2017 adalah sekitar USD 550 miliar. Di Turki per akhir 2017: USD 189 miliar. Jadi,  kapitalisasi pasar BEI adalah hampir 3 x kapitalisasi pasar bursa efek Turki.
  • 9. Kekayaan bersih bangsa Indonesia adalah USD 1,843 triliun dan yang Turki adalah USD 1,068 triliun per akhir 2017. Jadi kekayaan bersih bangsa Indonesia adalah 1,725 x kekayaan bersih Turki  per akhir 2017. Posisi di dunia: Indonesia nomor 20 dan Turki nomor 28. (Laporan Credit Suisse per akhir November 2017)
  • 10. Perbankan: aset total perbankan Indonesia per akhir 2017 adalah sekitar USD 550 miliar dan yang Turki adalah USD 862,7 miliar (www.aa.com dan www.dailysabah.com, 30 Januari 2018).  Aset perbankan Turki itu mencakup sekitar 80% (USD 260 miliar) dari utang total luar negeri (LN) sektor swasta Turki  (USD 328 miliar) per akhir 2017 (Bloomberg, 28 Maret 2018). Jadi, rasio utang LN sektor perbankan Turki terhadap aset totalnya adalah sekitar  30%.
  • Sebagai perbandingan, utang total LN sektor perbankan Indonesia cuma USD 30,2 miliar per akhir 2017 (www.bi.go.id, SULNI Februari 2018), atau hanya 5,4% dari aset totalnya. Jadi, sektor perbankan kita tidak rentan sekali terhadap kenaikan kurs USD terhadap IDR. Kita semua tahu bahwa itu semua terjadi sebagian besar karena Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sangat prudent dalam mengatur sektor keuangan Indonesia. Terima kasih kepada BI dan OJK serta semua pihak yang lain di sektor perbankan.
  • A. Ekonomi 6 bulan (Januari-Juni) 2018
  • 1. GDP Indonesia dan Turki: USD 530 miliar (sd Desember 2018: diperkirakan akan sekitar USD 1,06 triliun) dan USD 450 miliar (sd Desember 2018 diperkirakan USD 0,9 triliun, atau lebih rendah karena turunnya kurs lira Turki (TRY)
  • 2. Defisit neraca berjalan: USD  13,6 miliar (2,5% dari GDP) & USD 31 miliar (7% dari GDP)
  • 3. Inflasi: 3,12% (y-o-y) (lebih rendah dari angka  tahun-tahun sebelumnya) dan 15,4% (y-o-y) (tertinggi sejak 2003)
  • B. Keuangan
  • 1. Utang luar negeri: USD 359 miliar (35% dari GDP) & USD 466 miliar (54% dari GDP). Bedanya: Utang LN Indonesia bersifat produktif (contoh: infrastruktur) dan utang LN Turki sebagian besar dipakai untuk bisnis property (contoh: pembangunan gedung-gedung mewah dll.)
  • 2. Porsi utang pemerintah Indonesia terhadap utang total LN sekitar 51% dan swasta 49%
  • 3. Turki: pemerintah sekitar 30% dan swasta 70%;
  • 4. Dari akhir 2012 sd Juni 2018, kurs IDR turun sekitar 33% sedangkan lira Turki (TRY) turun sekitar 70% terhadap USD,
  • 5. Pokok utang luar negeri yang jatuh tempo tahun 2018: USD 50 miliar & USD 98 miliar
  • 6. Utang luar negeri plus bunga yang jatuh tempo selama 2018: USD 80 miliar (7,5% dari perkiraan GDP 2018) & USD 138 miliar (15% dari perkiraan GDP 2018).
  • 7. Terlihat bahwa beban Indonesia hanya 1/2 dari beban Turki.
  • 8. Cadangan devisa per akhir Juni 2018: USD 119,8 miliar (11,3 % dari perkiraan GDP 2018) & USD 85 miliar (9,5% dari perkiraan GDP 2018). Cadangan devisa Indonesia terhadap GDP Indonesia akan jauh di atas  yang Turki terhadap GDP-nya jika kita kurangi cadangan devisa Turki dengan kewajiban pembayaran pokok utang dan pembayaran bunga. sd akhir tahun 2018. Lihat nomor 6 di atas dan 9 di bawah ini.

debts-2-5b8e04b443322f4d4a39d463.jpg
debts-2-5b8e04b443322f4d4a39d463.jpg
  • 9. Rasio pembayaran utang plus bunga selama 2018 terhadap cadangan devisa masing-masing per 1 Januari 2018: 66% dan 112%. Artinya cadangan devisa Indonesia masih akan tersisa 34% sedangkan cadangan devisa Turki akan minus 12% jika tidak ada penambahan devisa dari surplus dagang dll sd akhir tahun 2018. Kekurangan atau minus tersebut akan berkelanjutan kalau tidak ada solusi yang tepat. Jadi, Turki harus mencari banyak sekali devisa asing untuk menutupi beban utang dan impor padahal suku bunga sedang naik di seluruh dunia, terutama AS dan China. AS dan Eropa juga sedang menarik kembali pinjaman masing-masing (USD dan Euro) yang sejak 2008 berkelana di seluruh dunia karena berbunga murah. Janji Qatar untuk investasi portofolio dll sejumlah USD 15 miliar lumayan untuk menahan laju kemerosotan kurs lira Turki (TRY). Pemerintah China juga mungkin akan membantu Turki, tetapi tidak akan banyak karena pemerintah China tidak enak dengan AS atau bahkan akan membuat AS tidak senang.
  • 10. Debt service ratio (DSR): sama-sama mendekati 40% per akhir 2016: sama-sama lemah.
  • 11. Untuk membayar kembali pokok utang dan bunganya serta menutupi deficit neraca berjalannya, setiap tahun Turki harus mendapatkan sekitar USD 190 miliar per tahun (jauh di atas stok devisa asing Turki) plus risiko larinya modal portofolio asing ke LN karena berbagai alasan. Indonesia: jauh lebih aman karena neraca modal Indonesia positif. Juga, Sukses besar pelaksanaan Asian Games 2018 sangat meningkatkan citra Indonesia di LN sebagai negeri yang aman, bersatu dan kuat. Lihat juga nomor 14 di bawah ini.
  • 12. Untuk membayar kembali pokok utang dan bunganya serta menutupi deficit neraca berjalannya, Indonesia perlu sekitar USD 105 miliar saja untuk tahun 2018 (masih di bawah stok devisa asing kita di BI). Selain itu, para investor asing sedang siap-siap (masuk) lagi ke Indonesia, seperti yang ditulis di nomor 14 di bawah.
  • Tahun 2017: Indonesia mengeluarkan sekitar USD 96 miliar saja.
  • 13. Rasio tabungan Indonesia dan Turki terhadap GDP masing-masing per akhir Maret 2018: 35,7% dan 25,4%, Jadi, bangsa Indonesia menabung lebih banyak dari bangsa Turki untuk membantu membiayai pembangunan bangsa masing-masing. Akibat rendahnya rasio tabungan Turki, Turki harus meminjam lebih banyak dari luar negeri untuk membangun negerinya, mengekspor lebih banyak, mendatangkan lebih banyak investasi asing dll.
  • 14. Karena itu, tidak heran sejumlah investor portfofolio LN bersiap-siap masuk ke Indonesia (lagi) karena harga obligasi dan saham terhitung murah. Bloomberg juga melaporkan hal yang serupa pada 31 Agustus 2018.
  • 15. Kelemahan ekonomi dan keuangan sebuah negeri juga terlihat melalui imbal hasil (yield) yang diminta oleh investor untuk obligasi 10 tahun dan credit default swap (CDS) rate (sejenis asuransi gagal bayar) untuk surat utang pemerintahnya yang bertenor 5 tahun. Semakin tinggi yield dan CDS rate, semakin tinggi persepsi negatif investor terhadap ekonomi dan keuangan negeri yang bersangkutan.
  • Kenaikan yield: Indonesia: 6,35% Januari 2018> 8,6% 5 September 2018; Turki: 8,2% Januari 2018 > 20% 5 September 2018
  • Kenaikan tarif CDS: Indonesia: 77 bps (basis points; atau 0,77 % > 143 bps (1,43%) 5 September 2018; Turki: sekitar 100 bps Januari 2018 > 576 bps 5 September 2018.
  • Sebagai pembanding: Dubai: 122; Mesir: 350; Yunani: 410; Italia: 253
  • Kesimpulan: 
  • (i) Para investor surat utang lebih yakin pada kekuatan ekonomi dan keuangan Indonesia daripada yang Turki.
  • (ii) Keyakinan para investor global pada kekuatan ekonomi dan keuangan Indonesia (tarif asuransi gagal bayar: 1,43%) hampir setara dengan Dubai (1,22%), di atas Mesir, Yunani dan Italia.
  • C. Ancaman-ancaman bersama terhadap Indonesia dan Turki
  • 1. Kelanjutan perang dagang AS-China dengan rencana AS mengenakan kenaikan tarif besar terhadap barang-barang impor senilai USD 200 miliar dari China mulai 7 September 2018 dan rencana pembalasan oleh China
  • 2. Krisis di Venezuela dan Argentina
  • 3. Kenaikan deficit berjalan jika langkah-langkah pengurangannya kurang berhasil.
  • 4. Kenaikan-kenaikan lebih lanjut suku bunga dana the Fed (bank sentral defakto AS) dan juga ECB (Bank Sentral Eropa)
  • 5. Fluktuasi kurs Yuan (CNY/RMB) China terhadap USD. 
  • Peristiwa-peristiwa keuangan dan ekonomi penting negative yang terjadi di Turki dari Januari sd Agustus 2018
  • 1. Januari: Fitch Ratings menutup kantornya di Istanbul. (Indonesia: Fitch nyaman)
  • 2. Maret: Moody's Investors Services menurunkan peringkat surat utang negara Turki (Indonesia: April: Moody's menaikkan peringkat surat utang negara Indonesia
  • 3. Mei:
  • -Standard & Poor's menurunkan peringkat utang Turki sehingga menjadi  semakin non-investment grade (junk), yaitu dari BB+/B menjadi BB-/B (Reuters 1 Mei 2018) (Indonesia: investment grade)
  • - Obligasi pemerintah Turki dalam USD diperdagangkan dengan harga di bawah yang Senegal.(Bloomberg 22 Mei 2018)
  • - Moody's menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Turki dari 4% menjadi 2,5% untuk 2018 dan dari 3,5% menjadi 2% untuk 2019. (www.hurriyetdailynews.com, 30 Mei 2018). (Indonesia: pertumbuhan ekonomi pada kuartal 2 tahun 2018: 5,2%, naik sedikit di atas proyeksi berbagai pihak. Mungkin akan naik menjadi 5,3%)
  • 4.Juni (sumber: wikipedia.org dll)
  • -Moody's menurunkan peringkat dan memeriksa kembali peringkat-peringkat kredit 17 buah bank dan juga memeriksa kembali peringkat kredit 7 buah perusahaan terbesar di Turki. (Indonesia: tidak terjadi di Indonesia)
  • -Fitch menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Turki dari 4,7% menjadi 3,6% untuk 2018 (Indonesia: tidak terjadi)
  • -Perundingan-perundingan untuk masuknya Turki ke Uni Eropa secara efektif telah berhenti 
  • 5. Juli
  • - Fitch menurunkan kembali peringkat utang Turki sehingga semakin masuk ke peringkat junk (Reuters, 13 Juli 2018; hurryetdailynews.com, 14 Juli 2018) (Indonesia: masih investment grade)
  • - Scope Ratings, perusahaan pemeringkat kredit dari Eropa, memeriksa kembali peringkat-peringkat utang negara Turki yang BB+ untuk diturunkan. (Indonesia: tidak terjadi)
  • - Di konferensi puncaknya di Johannesburg, Afrika Selatan, negeri-negeri anggota BRICS (Brazil, Russia, India, China, dan Afrika Selatan) menolak keinginan Turki untuk ikut BRICS.
  • 6. Agustus
  • -Bank Sentral Eropa (ECB) mengungkapkan semakin prihatinnya mereka tentang keterpaparan beberapa di antara bank terbesar di wilayah mata uang Euro kepada Turki, terutama BBVA, UniCredit dan BNP Paribas, sehubungan dengan jatuh dramatisnya kurs lira. (Indonesia: tidak terjadi)
  • -Presiden Trump mengumumkan penggandaan tariff atas baja dan aluminium Turki.(Indonesia: tidak terjadi)
  • -Scope Ratings menurunkan peringkat utang Turki dari BB+ menjadi BB- dan merevisi perkiraannya menjadi negative.(Indonesia: tidak terjadi)
  • - Standard & Poor's dan Moody's menurunkan lagi peringkat utang Turki menjadi semakin junk, B+ (S&P) dan Ba2 (Moody's).(Indonesia: tidak terjadi)
  • Kesimpulan: Kondisi Indonesia saat ini lebih kuat dibandingkan dengan Turki.
    Silakan share dengan semua teman.
    Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun