Malaysia: surplus USD 7,25 miliar (2016), surplus USD 10 miliar (2017) (New Straits Times, 4 Maret 2017)
Thailand: surplus USD 48 miliar (2016), surplus USD 44 miliar (2017) (indexmundi.om; knoema.com)
Indonesia: deficit sekitar USD 19 miliar (2016), defisit sekitar USD 17,3 miliar (2017) (kompas.com, 9 Februari 2018)
Catatan: Thailand adalah salah satu dari sedikit negeri di dunia yang saat ini surplus neraca berjalannya di sekitar 10% dari GDP. Pada 2017, surplus itu adalah sekitar 11,5% dari GDPnya.
8.3 Nilai tukar yang naik otomatis mengurangi jumlah utang LN masing-masing, dalam USD dan juga mata-uang lain yang kursnya juga ikut turun, seolah-olah sebagai diskon di atas 10%!!!.
Karena itu, pemerintah Thailand berencana menukar sejumlah surat utang mereka dalam USD dan yen Jepang (JPY) menjadi THB, untuk sekaligus mengurangi risiko forex mereka (www.bangkokpost.com/news/debt-office exploits-baht-strength; 26 Juli 2017).
8.4 Sejak pengalaman pahit tahun 1997-1998, Thailand tidak mengandalkan lagi investasi portofolio dari LN melainkan ekspor dan pariwisata.
(Kembali ke) Prospek Dolar dan Rupiah terhadap Yuan (RMB)
9. Prospek:
9.1 THB cenderung akan menguat cukup tinggi terhadap Rupiah (IDR) dalam  jangka menengah panjang jika surplus berjalan Thailand stabil atau naik dan cadangan forexnya semakin menggunung (USD 194 miliar per akhir 2017 dan naik menjadi USD 205 miliar saat ini, atau 162% daripada cadangan forex kita) dll. Sebagai perbandingan, cadangan forex Indonesia turun dari USD 130 miliar per akhir 2017 menjadi USD 126 per akhir Maret 2018.
Catatan: Akibat kenaikan Baht selama 2 1/2 tahun terakhir ini, semakin banyak investor portofolio dari LN yang masuk membeli asset likuid dalam THB, misalnya surat utang di bawah satu tahun (bill) Bank of Thailand (BoT). BoT terpaksa mengurangi jumlah bill yang diterbitkan. Juga, para eksportir Thailand sudah agak gerah. Mereka harus naik tangga teknologi tinggi seperti China dan Malaysia supaya tetap kompetitif.