Mohon tunggu...
Tjan Sie Tek
Tjan Sie Tek Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha, Konsultan, Penerjemah Tersumpah

CEO, Center for New Indonesia; Sworn Translator, member The Indonesian Translators Association (Ind. HPI)

Selanjutnya

Tutup

Money

Prospek Rupiah terhadap Baht dan Ringgit berdasarkan NIIP, Cadangan Forex dan Utang LN

8 April 2018   09:34 Diperbarui: 25 Januari 2019   21:44 13885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetapi, angka itu berubah drastis menjadi -23% terhadap GDP pada 2014 karena masuknya FDI yang baru (yang sebagian nantinya membantu ekspor Thailand). Lalu, angka itu turun menjadi -11% pada tahun 2015 ketika nilai FDI yang baru turun, keluarnya investasi portofolio asing, naiknya cadangan devisa Thailand (di atas USD 170 miliar) karena surplus dagang dll plus semakin banyaknya penduduk sah Thailand yang berinvestasi di LN.

3.1.13 Kesimpulan:

(i) Jika sebuah FDI dengan tujuan ekspor masuk ke Indonesia dan FDI itu belum menghasilkan devisa melalui ekspor langsung ataupun tidak langsung, angka negative NIIP kita jelas akan naik. Setelah FDI itu mulai menghasilkan devisa, FDI itu akan membantu menurunkan angka negatif NIIP kita.

(ii) Jika investasi portfofolio asing keluar dari pasar modal dan meninggalkan Indonesia, angka negative NIIP kita juga akan turun sehingga kewajiban keuangan luar negeri (FFL) kita akan berkurang. 

Hal itu kelihatan bagus padahal keluarnya investasi itu mengakibatkan turunnya cadangan devisa kita dan juga turunnya FFA kita dan melemahkan keadaan keuangan nasional. Contoh: Jika investasi itu sebesar USD 10 miliar dan semuanya merupakan hasil penukaran IDR menjadi USD yang semuanya dibeli dari BI, cadangan forex di BI (yaitu sebagian dari FFA kita) akan turun sebesar USD 10 miliar. Akibatnya, angka FFL kita juga akan turun sebesar yang sama dan negative NIIP kita pun turun sebesar USD 10 miliar, dari sekitar -34% (saat ini) menjadi -33% jika nilai-nilai komponen lain di NIIP tet

4. Bangsa-Bangsa Kreditur berdasarkan NIIP

NIIP Jepang (surplus USD 3,3 triliun, www.mof.go.jp), Jerman (surplus USD 1,797 triliun, menurut IMF 2016) dan China (surplus USD 1,747 triliun) adalah contoh-contoh negeri kreditur menurut NIIP masing-masing per 31 Desember 2016. Jepang adalah negeri kreditur No.1, Jerman No. 2 dan China No.3 di dunia. Tetapi, menurut the Japan Times, 26 Mei 2017, Jepang adalah nomor 1 (surplus USD 3,12 triliun), China nomor 2 (surplus USD 1,875 triliun), diikuti  oleh Jerman sebagai nomor 3.

5. Bangsa Kreditur bisa menjadi Debitur

Sekitar tahun 1960-an AS adalah bangsa kreditur yang terbesar di dunia tetapi sejak tahun 1980-an digantikan oleh Jepang. Sekarang AS adalah bangsa debitur yang terbesar di dunia dengan NIIP minus sekitar USD 8 triliun.

6. NIIP Negatif dan Dampaknya

Dari uraian di atas, di mata mayoritas investor, NIIP negatif menimbulkan dampak dan kesan: (a) Indonesia adalah bangsa debitur;

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun