Mohon tunggu...
Tjan Sie Tek
Tjan Sie Tek Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha, Konsultan, Penerjemah Tersumpah

CEO, Center for New Indonesia; Sworn Translator, member The Indonesian Translators Association (Ind. HPI)

Selanjutnya

Tutup

Money

Prospek Rupiah terhadap Baht dan Ringgit berdasarkan NIIP, Cadangan Forex dan Utang LN

8 April 2018   09:34 Diperbarui: 25 Januari 2019   21:44 13885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

9.1.2 The Smiling Nation

Thailand juga dijuluki sebagai "the Smiling Nation" oleh para turis mancanegara karena keramah-tamahah bangsanya terhadap orang asing, yang sesuai dengan ajaran Buddha Gautama, yang juga menekankan tutur kata yang sejuk, kasih-sayang, pemaafan, kebahagiaan dll.  Jumlah turis mancanegara dan penghasilan dari mereka: 35,38 juta orang pada 2017 dengan belanja USD 56 miliar pada 2017 (reuters.com, 16 Januari 2018). Target penghasilan dari mereka tahun 2018: USD 60 miliar dari 37,55 juta orang).

Jadi, surplus dagang dan penghasian forex dari turis mancanegara saja USD 72 miliar pada 2017, atau sekitar 55% dari total cadangan forex kita. Itulah sebagian besar "tambang forex" Thailand. Contoh: pada 2008, cadangan forex Thailand baru sekitar USD 75 miliar.

Para pengusaha Thailand berinvestasi cukup banyak di LN selama 2015 (2016 External Sector Report--Individual Economy Assessments, IMF); kalau tidak, mungkin cadangan forex Thailand sudah melebihi USD 230 miliar saat ini, atau lebih dari 50% GDP-nya.

Catatan pribadi: Sesudah pengalaman pahit selama krisis tahun 1997-1998, para Perdana Menteri Thailand umumnya takut berutang banyak atas nama bangsa Thailand karena khawatir akan dituntut oleh rakyat atau pemerintah yang baru ketika mereka pensiun. Karena itu, mereka lebih berjuang keras untuk menarik FDI dan mengundang turis asing ke Thailand.

9.1.3 Teflon Thailand (Si Kebal Thailand; Thailand yang Kebal)

Selain itu, ekonomi Thailand juga dijuluki oleh banyak analis dan investor asing sebagai "the Teflon Economy" karena kebal, tahan banting dan tahan segala cuaca politik dan ekonomi  selama 15 tahun terakhir ini.

Koran The New York Times, pada 23 Januari 2007, menampilkan laporan yang ditulis oleh Thomas Fuller, International Herald Tribune, yang intinya adalah sebagai berikut:

"Ketika sebuah bom menghilangkan setengah dari kaki salah satu kakinya tiga minggu lalu, para dokter memberitahu Mariann Kovacs, pramugari udara berumur 36 tahun dari G=Hongaria, bahwa ia memiliki peluang 50:50 untuk amputasi. Sekarang ia sedang memulihkan diirnay di sebuah rumah sakit di Bangkok. Dia tidak menyimpan rasa pahit terhadap Thailand tentang pemboman di Bangkok pada malam Tahun Baru itu dan berkata," Saya sedang merencanakan kunjungan berikutnya (ke Thailand). Mungkin tahun ini."

Setelah pemboman-pemboman yang menghilangkan tiga nyawa dan melukai puluhan orang lainnya, yang mencakup pramugari itu, para pengusaha hotel dan operator wisata berkeluh tentang pembatalan dan kerugian pada industri wisata yang sangat besar di Thailand. Tetapi, apa yang telah menjadi sebuah metafora bagi ekonomi Thailand secara keseluruhan, adalah para turis dan uang mereka tetap mengalir masuk (!!!). Tingkat hunian hotel rata-rata 70 sampai 75%, kata Persatuan Hotel Thailand. Beberapa di antara hotel yang terkemuka di Bangkok, di antaranya The Oriental dan Hyatt, penuh(!!!).

Sebutlah itu sebagai Teflon Thailand. Sesudah satu tahun mengalami huru-hara politik, sebuah kudeta dll., berita-berita buruk itu tidak menempel. Para turis dan investor asing yang membantu menjaga ekonomi Thailand menderu-deru, menunjukkan kesetiaan yang luar biasa.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun