Mohon tunggu...
Efendi
Efendi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hiking

Hobby hiking, baca buku, menulis, mendengarkan musik tradisionil Kecapi, Suling Sunda, pop, klasik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anda Percaya Kekuatan Doa

20 April 2021   20:53 Diperbarui: 20 April 2021   21:15 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Anda Percaya Kekuatan Doa?

Beberapa waktu yang lalu, seorang pengusaha  Rumah Makan yang lagi naik daun di kota Tasikmalaya meninggal dunia karena serangan jantung. Semalam sebelumnya dia  merasa sakit di dada sebelah kiri tembus ke punggung diikuti keringat dingin. Paginya dia pergi ke Dr. R, dokter umum senior di kota kami dan disarankan untuk segera ke RS. Immanuel Bandung. Seusai diperiksa Dr, S, spesial jantung , dikasih tahu harus masuk Ruang ICCU. Pasien langsung koma dan tidak pernah bangun lagi.
 
Terbayang jelas dalam ingatan saya kejadian di awal Juli 2003, malam itu anak saya yang sulung Ronaldo sedang main catur lawan komputer dan situasinya sedang kritis, saya bilang tunggu sebentar saya hitung dulu langkahnya ternyata ada kombinasi langkah yang bagus untuk memenangkan pertarungan itu dengan gemilang. Tiba-tiba terasa nyeri di dada kiri karena saking tegangnya. Saya tempelkan tangan kanan ke dada dengan niat menyalurkan Rei Ki(penyaluran energi) yang biasanya efektif kalau ada yang tidak enak di dada. Namun sakitnya makin menjadi-jadi sampai akhirnya saya berseru, "Tuhan saya pasrah". Herannya rasa  sakit itu seketika hilang. Setelah doa malam saya pun pergi tidur dengan lelap.
 
Pagi harinya saya berangkat kerja ke Ciawi dengan mengemudikan mobil pick up T 120 SS. Siang harinya pukul 14.00 saya ke Dr. R. untuk di ECG dan dianjurkan konsultasi ke dokter spesialis jantung S. di rumahnya di jalan Pajajaran.  Saya bilang ngak mau karena waktu tunggunya lama bisa larut malam.
Amplopnya saya beri catatan, nanti kamu yang paling dulu masuk, kata Dr. R. sambil tersenyum.
 
Pada saat saya mau mengemudikan pick up T 120 SS, saya penasaran lalu melihat apa yang beliau tulis di amplop untuk Dr Spesialis Jantung S. tertera "Citto". Sejenak saya langsung lunglai, saya lalu berdoa mohon kekuatan, Salam Maria dan Bapak Kami ....  Sejurus kemudian saya pun pulih kembali. Saya telepon isteri saya supaya segera pulang karena saya pasti masuk rumah sakit.
 
Selama perjalanan Tasikmalaya ke Bandung saya tidak putus berdoa dan latihan Rei Ki (semacam penyaluran tenaga). Pukul 20:00 saya langsung di ECG oleh Dr. S. Dia membaca hasil ECG sambil membandingkan dengan hasil di Tasikmalaya. "Tidak mungkin", tercetus dari mulutnya sambil memeriksa kedua hasil ECG dengan lebih teliti. Kembali dia menggelengkan kepalanya dan berkata lagi, "tidak mungkin". Sambil takut-takut saya bertanya apanya yang tidak mungkin dok. Lalu Dr. S. menjelaskan hasil ECG di Tasik pada pukul 140;00 sangat kacau ( beliau tidak mengatakan sewaktu-waktu jantung bisa berhenti) tapi sekarang ECG-nya normal (karena doa). Seharusnya kalau buruk ya terus buruk bukannya siang jelek malamnya bagus. "Masuk RS Immmanuel untuk observasi." Katanya.
 
Pada saat saya mendengar kisah pengusaha rumah makan tersebut, saya baru menyadari berkat Tuhan bahwa saya bisa lolos dari  maut waktu itu sebagaimana kata Yesus: “ Imanmu telah menyelamatkan engkau.”

Anda percaya kekuatan doa? Saya percaya.

Efendi 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun