Mohon tunggu...
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widarmanto Mohon Tunggu... Guru - Penulis dan praktisi pendidikan

Lahir di Ngawi, 18 April 1969. Pendidikan terakhir S2 di bidang Bahasa dan Sastra Indonesia. Menulis dalam genre puisi, cerpen, artikel/esai/opini. Beberapa bukunya telah terbit. Buku puisinya "Percakapan Tan dan Riwayat Kuldi Para Pemuja Sajak" menjadi salah satu buku terbaik tk. nasional versi Hari Puisi Indonesia tahun 2016. Tinggal di Ngawi dan bisa dihubungi melalui email: cahyont@yahoo.co.id, WA 085643653271. No.Rek BCA Cabang Ngawi 7790121109, a.n.Tjahjono Widarmanto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kearifan Lokal: Sumber Inspirasi Literasi Kesastraan

20 Oktober 2020   16:47 Diperbarui: 20 Oktober 2020   16:50 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada dua konsep utama dalam tulisan ini. Pertama, adalah konsep kearifan lokal atau local wisdom dan yang kedua adalah konsep literasi. Konsep kearifan lokal atau local wisdom mengarah kepadada semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman, kebijakan, wawasan, nilai, adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologi (Sedyawati, 2006).  

Nilai-nilai dalam kearifan lokal tersebut memiliki peranan dan kemampuan mengendalikan arah perkembangan kebudayaan. Kearifan lokal terbentuk dari kristalisasi nilai-nilai yang sejak dahulu dihayati dan dikembangkan oleh masyarakat tertentu. 

Kearifan lokal menunjukkan identitas masyarakat yang tercermin dalam orientasi yang menunjukkan  pandangan hidup berikut sistem nilainya dalam pola sikap hidup yang mewujud dalam tingkah laku.

Setiap komunitas masyarakat memiliki kearifan lokal yang boleh jadi berbeda satu dengan yang lain, namun tidak menutup kemungkinan memiliki kesamaan atau kemiripan. 

Kearifan lokal sangat ditentukan oleh lokal (geografis), budaya, etnografis dan bisa saling memperngaruhi dan berkontribusi satu sama lain.

Bentuk-bentuk kearifan lokal beraneka ragam, bisa berbentuk benda dan tak benda. Bentuk-bentuk kearifan lokal itu di antaranya adalah

  • Folklore atau cerita rakyat, bisa berbentuk dongeng, mitos, legenda, dsb
  • Peribahasa, kata-kata bijak, pameo. Misal: Sakdumuk bathuk saknyari bumi dibelani kanti mati. Alon-alon waton kelakon, kebat bakal kliwat, dsb
  • Perminan rakyat
  • Lagu-lagu
  • Nilai-nilai luhur, misalnya: gotong royong, jujur, cinta tanah air, konsep ketuhanan, filosofi, dll
  • Teknologi tradisional, bisa berupa arsitektur, tata kelola irigasi, lingkungan, tata kelola pangan dan sebagainya
  • Larangan adat, pamali
  • Pola pikir yang mengandung budi pekerti
  • Bahasa
  • Upacara adat
  • Kesenian tradisional, baik yang berupa pertunjukkan maupun yang bukan
  • Kesusastraan lokal

Konsep literasi sebenarnya  memiliki cakupan makna yang luas dan lebar. Tak berhenti dimaknai sebagai keberaksaraan atau kemampuan baca tulis semata. Demikian luasnya wilayah literasi, maka muncullah berbagai ragam literasi. 

Ada literasi baca tulis, ada literasi media, ada literasi sains, litersi visual, literasi kultural dan sebagainya. Namun, semua literasi tersebut landasannya adalah menyimak, wicara, baca dan tulis. Dengan kata lain literasi baca tulislah yang menjadi dasar dari semua literasi (basic literacy).

Agar tak merentang panjang, tulisan ini  membatasi pemahaman literasi sebagai kompetensi keberaksaraan dan keterbacaan atau literasi kesastraan atau literasi dasar atau basic literacy.. 

Alasan logisnya, keberaksaraan dan keterbacaanlah yang menjadi dasar dan pintu masuk menuju literasi-literasi lainnya. Tanpa memiliki kemampuan beraksara dan membaca, tak mungkin seseorang bisa meraih kompetensi literasi-literasi lainnya.

Literasi dasar ( basic literacy) atau literasi kesastraan yang berupa kompetensi keberaksaraan dan keterbacaan memiliki fungsi menjadi pondasi dasar dalam menumbuhkan literasi-literasi lain karena menumbuhkan intelektualitas, memberi pengetahuan, mengeksplorasi pengetahuan, dan membangun daya kritis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun