Mohon tunggu...
Prinz Tiyo
Prinz Tiyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - I just don't like the odds.

I just don't like the odds.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perubahan dari Gadis Remaja menjadi Perempuan Dewasa

10 Juni 2011   22:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:38 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"Skrip seksualitas pada majalah Seventeen 1974-1994"

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan skripterhadap perilaku seksual. Peneliti menggabungkan analisis kuantitatif dan kualitatif terhadap 244 artikel tentang seksualitas dan hubungan asmara yang dimuat oleh majalah remaja Seventeen. Penelitian memfokuskan perhatian pada perubahan dan kontinyuitas seksualitas yang dijelaskan dalam majalah tersebut dari tahun 1974 sampai dengan 1994. Selama periode ini, muncul berbagai tulisan tentang masalah seksual, dari masalah hasrat perempuan, ambivalen terhadap seksualitas, homoseksualitas, masturbasi, seks oral, sampai dengan kegiatan seksual rekreasi. Akan tetapi, para editor Seventeen secara umum memecahkan kontroversi-kontroversi seputar masalah seksual dengan mengambil sudut padang yang tidak seimbang, yakni berdasarkan jenis kelamin yang dominan dan norma-norma seksual. Skrip (tulisan) tentang seksual dalam media populer dapat membawa dampak yang signifikan bagi kehidupan nyata. Perempuan muda yang membaca skrip yang sesuai dengan pengalaman perempuan tersebut akan lebih menerima pesan tentang praktek seks yang aman. Selain itu, perempuan muda yang tergugah untuk menyeimbangkan seksualitas dan asmara dengan aspek-aspek lain dalam kehidupan juga lebih dahulu memahami bagaimana ia menjalani proses perkembangan. Akan tetapi, jika kita menilik sejauh mana para editor majalah lebih mengedepankan skrip seksual tradisional, maka ada kesan bahwa para editor tersebut hendak mempertahankan status quo seksual dan jender, baik dalam lingkup individu maupun kelompok/secara keseluruhan.

Pendekatan skrip seksual memuat tiga tingkat skrip, yaitu skenario budaya (cultural scenario), skrip antarpersona (interpersonal scripts), dan skrip intrafisik (intraphysic scripts), yang kesemuanya terkait dengan interaksi kolektif kelompok kecil, dan dimensi-dimensi individu masyarakat. Skenario budaya, tingkat yang oleh peneliti ditempatkan pada tingkat pertama, adalah sesuatu hal yang menyerupai pedoman yang memberitahu individu tentang dengan siapa, kapan, di mana, bagaimana dan mengapa ia melakukan hal-hal seksual (Lauman, et al., 1994). Skenario budaya terbentuk dan ditampung oleh banyak sekali komponen yang berbeda dalam kehidupan berkelompok, termasuk sekolah dan pendidik, doktrin dan pemuka agama, cerita rakyat, peneliti masalah seks, dan media massa. Akan tetapi, skenario budaya itu sendiri menawarkan gambaran yang sempit tentang pengalaman seksual. Saat orang saling berinteraksi dalam situasi sosial yang konkret (misalnya, interpersonal script level), mereka menjalankan skenario budaya sendiri-sendiri, baik itu hasrat, fantasi, dan keinginan (misalnya, skrip intrafisik). Selama interaksi berlangsung, individu pasti mengembangkan strategi-strategi untuk memenuhi hasrat dan rencana seksual masing-masing, dengan mengusahakan respon dari pihak lain, baik yang diharapkan maupun yang diterima dalam situasi sebenarnya (Simon & Gagnon, 1987).

Sumber:
Laura M. Carpenter, University of Philadelphia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun