Mohon tunggu...
Tiyas Mukhasanah
Tiyas Mukhasanah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tadris Ips 2 - IAIN JEMBER

Semangat Belajar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Esensialisme dan Tokoh-tokohnya

20 Mei 2020   09:16 Diperbarui: 20 Mei 2020   09:08 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

1. Filsafat Pendidikan Esensialisme

Aliran esensialisme merupakan aliran yang berpijak pada nilai dan fungsi yang jelas. Filsafat esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan manusia kembali pada kebudayaan lama. Sekolah dalam pendidikan esensialisme berfungsi menyampaikan warisan budaya dan sejarah, dan menanamkan nilai sekaligus sebagai tempat untuk mengajarkan manusia supaya hidup sesuai dengan prinsip dan lembaga sosial yang ada di masyarakat.

Esensialime menekankan pada kreativitas, subjektivitas, pengalaman manusia, tindakan manusia yang realitas. Tujuan pendidikan esensialisme adalah membentuk pribadi manusia dengan mencakup pengetahuan yang diimbangi dengan keterampilan sikap dan nilai yang tepat, kesenian serta hal-hal yang mengarah pada kehendak manusia.

2. Tokoh-Tokoh Filsafat Pendidikan Esensialisme

a. William C. Bagley, berpendapat bahwa filsafat memiliki 3 ciri yaitu memiliki minat yang kuat selama proses belajar, adanya bimbingan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam belajar melalui pengawasan dan pengarahan, memiliki sebuah teori tentang pendidikan.

b. Thomas Briggs, ia menyatakan pendapat bahwa filsafat mempuyai pergerakan progresif sehingga aliran progresif ini membawa sebuah perubahan dan kemajuan dalam pendidikan.

c. Frederic Breed, filsuf yang mengungkapkan bahwa pengetahuan yang ada disekolah diajarkan dengan cara yang sitematik dan disiplin dan menekankan kepada apa yang mendukung pengetahuan dan keterampilan.

d. Issac L. Kandel, ia berpendapat bahwa materi pelajaran yang diberikan adalah sebagai sumber untuk memandu perilaku sosial.

e. John Locke, filsuf yang berpandangan bahwa pendidikan yang dilakukan terhadap siswa itu adalah selalu dekat dengan situasi dan kondisi serta tidak membedakan status sosial sehingga memiliki sekolah belajar untuk anak-anak yang tidak mampu/miskin.

f. William T. Harris, ia mengungkapkan bahwa keberhasilan yang dicapai dalam sekolah adalah tetap memelihara nilai-nilai yang turun temurun dan dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun