Lyfe - Dari YOLO ke YONO! Dalam beberapa tahun terakhir, kita melihat perubahan besar dalam pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat.Â
Jika dulu tren YOLO (You Only Live Once) menjadi slogan yang mendorong orang untuk menikmati hidup tanpa batas, kini hadir sebuah konsep baru yang lebih bijak, Tren YONO (You Only Need One).Â
Tren ini menekankan kesederhanaan, keberlanjutan, dan pengelolaan keuangan yang lebih baik.
Apakah ini tanda bahwa kita mulai memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan? Ataukah ini bentuk adaptasi terhadap ketidakpastian ekonomi yang semakin kompleks?Â
Mari kita telusuri lebih dalam.
Tren YONO (You Only Need One) menekankan kesederhanaan, keberlanjutan, dan pengelolaan keuangan bijak dengan hanya memiliki barang esensial berkualitas tinggi. - Tiyarman Gulo
Apa Itu Tren YONO?
Tren YONO adalah filosofi hidup yang menekankan pentingnya memiliki dan menggunakan hanya satu barang yang benar-benar dibutuhkan.Â
Konsep ini bukan hanya tentang minimalisme, tetapi juga mencakup kesadaran akan konsumsi berlebihan, keberlanjutan, dan efisiensi dalam berbagai aspek kehidupan.Â
Dari pakaian, gadget, hingga gaya hidup, YONO menekankan kualitas di atas kuantitas.
Orang yang mengadopsi tren ini cenderung lebih selektif dalam setiap keputusan konsumsi mereka. Mereka lebih memilih satu barang berkualitas tinggi yang tahan lama dibanding membeli banyak barang yang cepat usang atau tidak terpakai.
Mengapa Tren YONO Semakin Populer?
Beberapa faktor utama yang mendorong berkembangnya Tren YONO di masyarakat:
1. Kesadaran Akan Keberlanjutan
Generasi muda, terutama Gen Z dan Milenial, semakin menyadari dampak konsumsi berlebihan terhadap lingkungan. Produk sekali pakai dan fast fashion menghasilkan limbah dalam jumlah besar, yang akhirnya merusak ekosistem.Â