Mohon tunggu...
Tiyarman Restu Putra Gulo
Tiyarman Restu Putra Gulo Mohon Tunggu... Penulis - Law dan Freelancer, 2 hal yang hampir mirip! | tiyarmangulo.blogspot.com
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis itu penting, biar gak lupa! Karena faktanya otak cuma bisa nyimpan 1/8 data yang diterima, habis itu lupa! | my blog: tiyarmangulo.blogspot.com | ig: @tiyarmangulo | wa: 0838-6723-2928

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Belajar dari Kasus Rasisme Vinicius Jr.

24 Mei 2023   21:34 Diperbarui: 24 Mei 2023   21:52 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar dari Kasus Rasisme Vinicius Jr. | goal.com

Rasisme di Eropa, seperti yang baru-baru ini dialami oleh pemain Real Madrid, Vinicius Jr., telah menjadi perhatian yang serius. Insiden rasisme tersebut bukanlah yang pertama kali terjadi di Eropa, melainkan menjadi bagian dari serangkaian kasus serupa yang terjadi di berbagai negara seperti Spanyol, Italia, dan Inggris. Fenomena ini menunjukkan bahwa masalah rasisme di Eropa tidak dapat diabaikan begitu saja.

Akar Masalah

Ada beberapa pendapat mengenai akar masalah rasisme di Eropa. Salah satunya adalah bahwa ini adalah warisan kolonial yang masih melekat dalam masyarakat. 

Sejarah penjajahan oleh negara-negara Eropa terhadap wilayah-wilayah di Afrika, Asia, dan Amerika Latin meninggalkan luka yang dalam dan pengaruh sistemik yang melibatkan diskriminasi dan superioritas rasial. 

Pengaruh ini masih terasa hingga saat ini dalam bentuk pandangan stereotip dan prasangka terhadap orang-orang dengan latar belakang etnis yang berbeda.

Namun, tidak hanya faktor sejarah kolonial yang menjadi penyebab rasisme di Eropa. Perbedaan budaya dan kurangnya pemahaman yang memadai antara kelompok etnis yang berbeda juga dapat memicu ketegangan dan tindakan rasisme. 

Keberagaman etnis di Eropa semakin meningkat dengan kedatangan imigran dari berbagai negara, yang menghadirkan tantangan dalam mengintegrasikan masyarakat yang beragam ini.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa sikap rasisme dalam bentuk apa pun tidak dapat dibenarkan. Penting untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan menghargai keberagaman di mana setiap orang diperlakukan dengan adil dan dihormati, tanpa memandang ras atau latar belakang etnis mereka. 

Rasisme Merusak Nilai Bermasyarakat

Rasisme Merusak Nilai Bermasyarakat | liputan6.com
Rasisme Merusak Nilai Bermasyarakat | liputan6.com
Tindakan rasisme tidak hanya merugikan individu yang menjadi sasaran, tetapi juga merusak nilai-nilai masyarakat yang demokratis dan menjaga perdamaian.

Respons terhadap kasus-kasus rasisme di Eropa semakin meningkat. Javier Tebas, presiden La Liga, sebagai contoh, telah menegaskan komitmennya untuk melawan rasisme dalam sepak bola dengan mengimplementasikan regulasi khusus. Salah satu solusinya adalah memberlakukan hukuman kekalahan langsung bagi pihak pelaku rasisme. 

Dengan memberikan sanksi yang tegas dan signifikan, diharapkan dapat membawa kesadaran kepada pelaku bahwa tindakan rasisme tidak akan ditoleransi dan memiliki konsekuensi yang serius.

Namun, efektivitas dari solusi ini masih harus diamati. Rasisme adalah masalah yang kompleks dan berakar dalam pola pikir dan budaya tertentu. Menyadarkan masyarakat dan mencapai perubahan yang sebenarnya dalam hal ini membutuhkan upaya jangka panjang yang melibatkan pendidikan, dialog, dan penghapusan prasangka yang terkait dengan ras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun