Mohon tunggu...
Tiyah Wahyuni
Tiyah Wahyuni Mohon Tunggu... Guru - Perempuan

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Haruskah Mengajarkan Sosial Emotional Learning pada Anak?

26 Oktober 2018   03:43 Diperbarui: 26 Oktober 2018   04:11 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

SEL mengacu pada proses mengintegrasikan berpikir, merasa, dan berperilaku agar menjadi sadar diri dan orang lain, membuat keputusan yang bertanggung jawab, dan mengelola perilaku sendiri dan orang-orang orang lain  (Elias et al., 1997).

Pembelajaran Social Emosional Learning  adalah sebuah proses pendidikan untuk belajar keterampilan hidup tetapi banyak aspek yang terkandung dalam program pendidikan lainnya seperti pendidikan karakter, keadilan, manajemen kemarahan, mendukung perilaku positif, bisa menunjukkan empati terhadap orang lain. Pasti banya yang bertanya kapan sih anak muli diajarkan sosial emosional?

Pada dasarnya mengajarkan sosial emosional pada anak itu dilakukan dari pra sekolah sampai anak dewasa, karena kalau kita sebagai orang tua atau guru hanya mengajarkan sosial emosional satu kali tidak kontinie tidak akan ada efeknya atau hasilnya. Dan perlu diketahui juga oleh orang tua dan guru bahwa sosial emotional learning juga digunakan untuk pendidikan karakter karena pendidikan karakter juga menggunkan metode sosial emotional learning.

Pada zaman sekarang ini banyak anak yang melampaui batas atau bisa dikatakan pendidikan karakternya gagal tapi tidak berarti semuanya gagal ada juga yang berhasil lah apa sih yang menyebabkan pendidikan karakter itu gagal dan berhasil,  nah itu semua kembali lagi pada pengajaran orang tua lingkungan sekitar teman sebaya karena itu semua memiliki pengaruh yang besar terhadap pendidikan karakter anak.  Karena percuma di sekolah guru sudah mengajarkan krakter yang baik pada anak,  tapi lingkungan tidak mendukung,  kenapa pendidikan karakter itu berhasil karena orang tua keluarga lingkungan teman sebaya mendukung. Misalnya: dirumah orang tua sudah membatasi anak dalam bermain gadget dan setelah anak keluar rumah di melihat temannya yang selalu main gadget lambat laun anak akan mengikuti temannya.

Itulah mengapa teman itu memiliki pengaruh yang besar terhadap pendidikan karakter anak, karena yang namanya teman pasti ada yang memberikan dampak positif ada juga yang negatif,  jadi itu kembali lagi kepada diri kita kalau kita bisa membedakan mana teman yang memberikan dampak positif dan mana yang negatif.

Kemudian Strategi apa saja yng digunakan dalam pembelajaran SEL.  Antara lain:

1)      Menerapkan metode belajar yang melibatkan partisipasi aktif murid, yaitu metode yang dapat meningkatkan motivasi murid karena seluruh dimensi manusia terlibat secara aktif dengan diberikan materi pelajaran yang konkrit, bermakna, serta relevan dalam konteks kehidupannya 

2)       Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. sehingga anak dapat belajar dengan efektif di dalam suasana yang memberikan rasa aman, penghargaan, tanpa ancaman, dan memberikan semangat;

3)      Memberikan pendidikan karakter secara eksplisit, sistematis, dan berkesinambungan. 

Casel Collaborative untuk Akademik, Sosial dan Pembelajaran Emosional
mengidentifikasi lima judul yang luas:

1.      Kesadaran diri (self awarenes):  jadi di tahap ini kita harus mengenali diri kita sendiri terlebih dahulu, mengidentifikasi dan mengenali emosi; kepercayaan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun