Mohon tunggu...
Tivana Fachrian
Tivana Fachrian Mohon Tunggu... Seniman - Coupleblogger

We wilt have poetry in our life. And adventure. And love. Love above all!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Jemari

6 Januari 2021   12:09 Diperbarui: 6 Januari 2021   13:15 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ke mana Rena, Dok?" ruang sunyi sesaat.

Dokter mengeluarkan sesuatu dari balik pakaian khususnya.

"Sebenarnya, ada yang ingin kusampaikan sejak seminggu lalu. Tapi, kondisimu sangat
buruk saat itu. Aku menunggumu sedikit pulih." ketakutan membumbungi Ivan. Ia tidak ingin mendengar kabar buruk apa pun mengenai Rena dan ia berdoa untuk itu.

"Ini, pemberian terakhir dari Rena. Dia berpesan padaku agar jika aku bertemu
denganmu, aku menyampaikannya. Setelah itu dia pingsan, tidak pernah bangun lagi. Rena
sudah meninggalkan kita semua." Ivan menerima boneka sepasang kelinci dari Rena.

"Terima kasih, Dok"

Setelah selesai, dokter keluar dari ruangan Ivan. Dipeluknya benda itu sembari meledak
tangis yang tertahan. Bibirnya tidak sanggup lagi mengeluarkan kata apa pun. Ia kembali
mengingat saat-saat terakhir Rena yang dihabiskan untuk menghiburnya. Ia berjanji kepada Rena akan berjuang melawan sakitnya. 

Di tengah pecahnya tangis, ia menemukan ujung kertas terselip di antara pelukan sepasang kelinci.

Aku mencintaimu. Kamu harus tetap hidup.


-Renaissance

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun